Saturday, January 12, 2013

Demi Ucok: A Review

picturetakenfrom:21cineplex.com

Akhirnya, saya nemu juga teman yang mau diajak nonton film Indonesia, terutama film yang nggak terlalu ‘terdengar’ seperti Demi Ucok. And I consider myself lucky, karena sehari setelah saya nonton Demi Ucok, film ini udah nggak tayang lagi di bioskop mana pun di Jakarta kecuali XXI Setiabudi.

Saya sendiri tahu film ini pertama kali dari twit seorang teman. Dia bilang film Demi Ucok bagus, tapi sayang penontonnya sedikit. Lalu, saya coba cari trailernya, dan jadi tertarik untuk menonton. Setelah nonton, I have no regret at all! Film ini keren banget.

Demi Ucok bercerita tentang kehidupan Glo, seorang wanita Batak berusia 29 tahun yang ingin mengejar mimpinya: bikin film. Sementara, Sang Ibu, Mak Gondut, yang merasa usianya tinggal sebentar lagi mati-matian mencarikan jodoh Batak untuk Glo agar putri semata wayangnya itu dapat hidup bahagia. Film ini berkisah tentang kasih sayang antara ibu dan anak, sekaligus perjuangan Glo memperjuangkan mimpinya. Dituturkan dengan gaya komedi, film ini berhasil membuat saya tertawa dan tersentuh sekaligus.

Saya nggak pernah menyaksikan karya Sammaria Simanjuntak sebelumnya, tapi begitu menonton Demi Ucok, saya langsung jatuh cinta dengan cara berceritanya. Film kedua Sammaria ini terasa jujur dan personal. Mungkin itu yang menyebabkan pesan-pesan yang disampaikan film ini terkesan sangat tulus.

Seseorang yang saya kenal pernah berkata,”Once a daughter/son, you’ll be daughter/son forever. Nggak peduli elo umur berapa”. Dan menurut saya, film ini berhasil menggambarkan itu dengan baik. Mak Gondut, seperti orang tua lain di seluruh dunia, harus rela melihat anaknya, Glo, jatuh bangun dan menangis demi mengejar mimpinya. Sakit memang, dan ada rasa tidak tega di sana, tapi setiap anak punya hidupnya sendiri. Punya mimpi dan misinya sendiri di bumi, dan sudah jadi tugas orang tua untuk membiarkan anak-anaknya terbang sendiri sekali pun yang mereka inginkan adalah melihat anaknya tetap aman, nyaman dalam comfort zone yang mereka ciptakan.

Melalui Glo, saya merasa Sammaria sedang bercerita tentang dirinya, tentang mimpi sekaligus passion-nya. Sebuah kutipan dari film ini yang terasa ngena banget adalah: ‘Seseram-seramnya ibu kota, masih lebih seram mimpi sendiri’. Dan saya langsung teringat quote satu ini: ‘If your dreams don’t scare you, they aren’t big enough’. Saya rasa Glo adalah tokoh yang mewakili sebagian besar anak muda di negeri ini. Yang ingin banget hidup dari passion-nya, yang ingin banget mimpinya terwujud, tapi pada kenyataannya mengejar mimpi itu sama sekali nggak gampang. ‘Nggak bisa dengan modal cinta doang,’ kalau kata Glo. Apalagi kalau sebagian besar orang di sekeliling kita sudah menyerah, dan akhirnya memutuskan untuk settle down. It’s not easy to live your dream, but it’s not impossible.

Buat yang belum nonton Demi Ucok, saya rekomen banget film ini. Bersiaplah untuk tertawa dan tersentuh karenanya.

2 comments:

  1. Punya pesana moral dan nilai2 ya film nya ?
    jadi penasaran, cuma ini lagi serach diputer dimana, gak nemu..
    kmu ntn dmn ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yep. Memang sedikit bioskop yang muter film ini, sayang banget :( Untuk jadwal hari ini bisa cek di http://t.co/kQymxznI

      Delete