Hana menatap lawan bicaranya lurus-lurus. Jantungnya berdetak
cepat saat Reo balas menatapnya dengan sepasang mata teduh kecoklatan
“Hai, apa kabar?” Seulas senyum tipis melengkung di bibir
cowok itu. Pertanyaan klise yang sanggup membuat otak Hana kehilangan
fungsinya.
“Baik,” jawab Hana singkat, rasa gugup membuatnya kehilangan
kata-kata.
“Elo tau? Gue selalu menikmati saat-saat seperti ini”.
“Saat-saat seperti ini?” Hana membeo.
“Ya,” Reo mencondongkan tubuhnya,”Saat kita berdua seperti
sekarang”.
“Gue juga,” Hana mengaduk-aduk oreo milkshake-nya.
“Selalu menyenangkan menghabiskan waktu bersama lo,” Reo
menunduk sedikit, mencari mata Hana.
“Gue kira gue membosankan. Banyak yang bilang kutubuku itu
membosankan”.
“Tapi nggak bagi gue. Gue suka melihat elo yang tenggelam
dalam dunia lo sendiri,” Reo tersenyum.
Hana tidak tahu harus menanggapi apa. Ada jeda yang cukup
panjang di antara mereka.
“Ng—“ Reo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal,”Ada yang
ingin gue tanyakan ke elo, Han”.
“Apa?” Hana baru tahu ada juga yang dapat membuat orang
sepercayadiri Reo gugup.
“Elo—“ Reo salah tingkah saat Hana menatapnya,”Elo keberatan
kalau kita—, kalau kita lebih sering menghabiskan waktu bersama mulai
sekarang?”
“Maksudnya?”
“Maksud gue—“ Reo menarik napas dalam,”Elo mau jadi pa—“
“Stop!” Hana mengangkat kedua tangannya.
“Kenapa sih, Han?” Reo nampak kesal kalimatnya dipotong begitu
saja. “Ini kan bagian pentingnya. Kira-kira Karin bakal nerima gue nggak ya
kalau gue nembaknya begitu?”
“Ya mana gue tau lah, Yo. Gue kan cuma teman latihan lo, ”
Hana melengos. “Yang jelas jangan ucapin kalimat ajaib itu sama gue. Nanti aja
kalau udah di depan Karin”.
“Kenapa emangnya? Nanti kalau nggak dicoba dulu terus
kedengaran aneh gimana?”
“Elo mau gue jawab ‘iya’? Nanti lo mesti pacaran sama gue
loh,” Hana tertawa datar,”Udah sana, siap-siap. Dua jam lagi lo mesti jemput
Karin kan?”
Reo mengecek jam tangannya. “Thanks ya, Han. Udah mau nemenin gue, elo emang sahabat paling
baik!”
“Dan elo sahabat paling ngerepotin sedunia!”
Reo tertawa,”Maaf deh. Habisnya ini kan yang pertama”.
“Dan ini yang terakhir gue bantuin lo,” Hana memperingati Reo.
Karena berikutnya gue
berharap elo jatuh cinta sama gue, Yo.
No comments:
Post a Comment