Monday, February 6, 2012

A Story From An Orphanage

Hari Minggu kemarin saya dan teman-teman kampus mengadakan penyuluhan di sebuah panti asuhan di daerah Cipanas. Ditengah hectic-nya acara hari itu, salah satu teman saya tidak sengaja mendengar sebuah percakapan antara salah seorang anak dengan teman saya yang lain. Kira-kira, begini isi pembicaraannya:

“Aku maunya sama Kak Jon. Kak Jon sama aku aja ya? Soalnya Kak Jon mirip kakakku.”

Saya sontak terenyuh mendengar penuturan bocah tersebut. Anak ini pasti kangen sekali dengan kakaknya. Dimanapun dia, Sang Kakak benar-benar beruntung memiliki adik seperti ini. Mendengar kata-kata anak itu juga membuat saya sadar, bahwa saya benar-benar jauh lebih beruntung dari mereka. Saya memiliki keluarga yang utuh. Lebih dari itu, saya juga dikelilingi oleh teman-teman yang sudah seperti keluarga.

Saya bersyukur masih memiliki orang-orang untuk dikasihi dan mengasihi.

Berinteraksi langsung dengan anak-anak mungkin sudah menjadi kebiasaan saya dan teman-teman di kampus. Tapi kemarin saya mendapat lebih. Kalau biasanya kami pergi ke sekolah-sekolah, kali ini kami mengunjungi panti asuhan. Tentu saja berbeda, anak-anak yang kami datangi adalah anak-anak yang tidak tumbuh dengan orang tua mereka. Saya tidak bisa membayangkan seperti apa rasanya menjadi dewasa tanpa orang tua, tapi saya senang diberi kesempatan untuk bisa berbagi dengan mereka.

Diakhir acara kami kemarin, kami mengajak anak-anak menuliskan cita-cita mereka di selembar kertas, dan menempelkannya pada layang-layang. Kemudian layangan tersebut di lepaskan, sebagai simbol bahwa setinggi apa pun cita-cita yang mereka miliki, mereka masih dapat mencapainya. Kedengarannya keren ya? Tapi sayang, saat dilepaskan, layangan tersebut menyangkut di tiang listrik, menyisakan beberapa kertas cita-cita teronggok begitu saja di puncak tiang tersebut.  Benar-benar sebuah anti klimaks.

Haha, tapi tidak apa-apa. Itu kan hanya sekadar simbol. Dan saya jadi berpikir, mungkin hidup juga seperti itu. Nggak semua yang kita cita-citakan bisa terwujud. Sebagian orang berubah cita-cita ketika dewasa, dan sebagian lagi bahkan tidak bisa mengejar cita-citanya karena keadaan. Tapi apa pun itu, kita tidak boleh berhenti berjuang. Sama seperti tali layangan yang tersangkut tadi, suatu hari, suatu saat, saya yakin angin akan datang untuk melepasnya.

No comments:

Post a Comment