Monday, March 11, 2013

(Not) A Cinderella Story


picturetakenfrom:weheartit.com

“… Lalu Sang Pangeran memakaikan sepatu kaca pada saudara tiri Cinderella yang kedua, dan—,”

“Nggak pas,” potong Rega.

“Pas!” Sahut Maira.

“Pas?” Rega menaikkan alisnya.

“A cliché Cinderella story is no fun, you know? Besides, don’t you think it’s a little odd that no one in town has the same size as Cinderella’s? She has to fight more for her love, it won’t come by itself,” Maira nyengir.

“Well, I think she suffers enough from the tortures of her step mother and sisters”.

“Not enough to get her love of life,” balas Maira nggak mau kalah. “Love in real life is no a fairytale anyway.”

Okay, okay,” Rega memutar bola matanya. “Terserah lo. Jadi bagaimana kelanjutannya?”


“’Apa hanya ada dua gadis ini di rumah ini?’ pangeran bertanya pada ibu tiri Cinderella.

‘Tentu saja,’ ibu tiri itu menjawab. Pangeran menatap gadis di hadapannya ragu, tapi rumah ini adalah rumah terakhir dalam daftarnya, dan sejauh ini memang gadis inilah yang paling mendekati ciri-ciri gadis yang berdansa dengannya malam itu.

It’s you, then,” pangeran meraih tangan gadis itu dan membawanya ke istana, sementara Cinderella melihat semua kejadian tersebut dari balik dapur.”


“Kenapa Cinderella nggak keluar dari tempat persembunyiannya?” tanya Rega.

“Tentu saja dia mau, tapi nggak cukup berani. It’s her first love after all, don’t you remember how nervous you are in front of your first love?”

“Bisaan aja,” cibir Rega. “Then what’s next?”

“Cinderella yang sedih berlari ke halaman belakang dan duduk di sebuah kursi kayu di sana. Lalu, muncullah ibu peri”.

“You said it isn’t a fairytale, then why does the fairy godmother appear?” Rega mengernyit.

“Ssshhht, denger dulu!” ujar Maira sewot.


“’Ada apa lagi?’ tanya ibu peri.

Cinderella menghapus air matanya. ‘Aku rasa aku membutuhkan keajaiban lagi.’

‘Untuk apa?’

‘Can you make the prince realize that it was me who danced with him that night?’

‘Of course I can. But will you satisfy with it? Don’t you want to make him find you by himself?’

Cinderella terdiam. Tentu saja ia mau, tapi dalam kondisinya yang seperti ini, bagaimana caranya?

‘It is not magic that we need. Let’s say, love is just need a little effort from you,’ ibu peri mengerling lalu lenyap.”


“See, the fairy godmother doesn’t do her magic tonight,” Maira tersenyum lebar.

Okay,” Rega mencondongkan tubuhnya, tertarik dengan kemana alur cerita ini mengarah,”Jadi apa yang akan dilakukan Cinderella?”

She run away,” Maira menjawab.

“A running princess, huh? Somebody finally got the nerve. Where’s she running to?”


“To her love, of course. The palace. Di sana Cinderella menawarkan diri menjadi pembantu, dan berkat kerja kerasnya selama setahun, ia berhasil menjadi pelayan pribadi pangeran.

‘Minggu depan tepat setahun aku bertemu dengan sang putri, aku ingin memberinya sebuah kejutan,’ pangeran berbicara pada Cinderella pagi itu.

Cinderella membeku, ia berharap pangeran tahu bahwa putri yang selama ini dicarinya ada di depan matanya. ‘Kejutan seperti apa yang Anda inginkan?’

‘Aku ingin mengadakan sebuah pesta dan berdansa bersamanya dengan lagu yang sama seperti satu tahun lalu’

Tentu saja Cinderella tahu lagu apa yang dimaksud pangeran. Ia tidak akan melupakan malam itu.

‘Untuk itu, aku ingin berlatih terlebih dulu. Aku ingin kamu membantuku,’ pangeran mengulurkan tangannya.

‘Saya?’ tanya Cinderella gugup. ‘Sekarang? Tapi, Saya—‘

‘Ini perintah,’ pangeran menarik tangan Cinderella dan mengajaknya berdansa.
Mereka bergerak dalam diam. Tanpa musik. Tanpa gaun. Dan tentu saja, tanpa sepatu kaca. Cinderella memutar lagu milik mereka dalam hati. Sesekali ia meminta maaf karena tidak sengaja menginjak kaki pangeran.

It’s you,’ bisik pangeran di telinga Cinderella.

‘Apa?’ Wajah Cinderella bersemu merah.

‘Saya pikir saya telah menemui semua gadis di kota ini. All this year along, where have you been?’ Pangeran menunduk, mencari wajah gadis yang selama ini dicarinya. ‘It’s you, wasn’t it? The shoe is yours’.

Cinderella terperangah. ‘Bagaimana Anda tahu?’

‘Tarianmu tidak sempurna. Kamu menari persis seperti malam itu’.

‘Maaf,’ Cinderella menunduk. ‘Apa Anda kecewa? Saya hanya seorang pelayan’.

‘I know it from the beginning. Your dance is awful, so I assume you never had any dance lesson,’ pangeran itu tersenyum. ‘But I love it, your presence reminds me that it’s okay for not being perfect. You content me. And I find myself always looking for you’".


“And so the prince find his true love,” Maira menutup ceritanya sambil tersenyum puas. “Bagaimana?”

“Ada yang kurang,” Rega menggeleng.

“Eh?”

Say those magic words,” Rega tersenyum.

And they lived happily ever after. The End.”

No comments:

Post a Comment