picturetakenfrom:weheartit.com |
“…
Lalu Sang Pangeran memakaikan sepatu kaca pada saudara tiri Cinderella yang
kedua, dan—,”
“Nggak
pas,” potong Rega.
“Pas!”
Sahut Maira.
“Pas?”
Rega menaikkan alisnya.
“A cliché Cinderella story is no fun, you
know? Besides, don’t you think it’s a little odd that no one in town has the
same size as Cinderella’s? She has to fight more for her love, it won’t come by
itself,” Maira nyengir.
“Well, I think she suffers enough from the
tortures of her step mother and sisters”.
“Not enough to get her love of life,”
balas Maira nggak mau kalah. “Love in
real life is no a fairytale anyway.”
“Okay, okay,” Rega memutar bola matanya.
“Terserah lo. Jadi bagaimana kelanjutannya?”
“’Apa
hanya ada dua gadis ini di rumah ini?’ pangeran bertanya pada ibu tiri Cinderella.
‘Tentu
saja,’ ibu tiri itu menjawab. Pangeran menatap gadis di hadapannya ragu, tapi
rumah ini adalah rumah terakhir dalam daftarnya, dan sejauh ini memang gadis
inilah yang paling mendekati ciri-ciri gadis yang berdansa dengannya malam itu.
‘It’s you, then,” pangeran meraih tangan
gadis itu dan membawanya ke istana, sementara Cinderella melihat semua kejadian
tersebut dari balik dapur.”
“Kenapa
Cinderella nggak keluar dari tempat persembunyiannya?” tanya Rega.
“Tentu
saja dia mau, tapi nggak cukup berani.
It’s her first love after all, don’t you remember how nervous you are in front
of your first love?”
“Bisaan
aja,” cibir Rega. “Then what’s next?”
“Cinderella
yang sedih berlari ke halaman belakang dan duduk di sebuah kursi kayu di sana.
Lalu, muncullah ibu peri”.
“You said it isn’t a fairytale, then why
does the fairy godmother appear?” Rega mengernyit.
“Ssshhht,
denger dulu!” ujar Maira sewot.
“’Ada
apa lagi?’ tanya ibu peri.
Cinderella
menghapus air matanya. ‘Aku rasa aku membutuhkan keajaiban lagi.’
‘Untuk
apa?’
‘Can you make the prince realize that it was me
who danced with him that night?’
‘Of course I can. But will you satisfy with
it? Don’t you want to make him find you by himself?’
Cinderella
terdiam. Tentu saja ia mau, tapi dalam kondisinya yang seperti ini, bagaimana
caranya?
‘It is not magic that we need. Let’s say,
love is just need a little effort from you,’ ibu peri mengerling lalu
lenyap.”
“See, the fairy godmother doesn’t do her
magic tonight,” Maira tersenyum lebar.
“Okay,” Rega mencondongkan tubuhnya,
tertarik dengan kemana alur cerita ini mengarah,”Jadi apa yang akan dilakukan
Cinderella?”
“She run away,” Maira menjawab.
“A running princess, huh? Somebody finally
got the nerve. Where’s she running to?”
“To her love, of course. The palace. Di
sana Cinderella menawarkan diri menjadi pembantu, dan berkat kerja kerasnya
selama setahun, ia berhasil menjadi pelayan pribadi pangeran.
‘Minggu
depan tepat setahun aku bertemu dengan sang putri, aku ingin memberinya sebuah
kejutan,’ pangeran berbicara pada Cinderella pagi itu.
Cinderella
membeku, ia berharap pangeran tahu bahwa putri yang selama ini dicarinya ada di
depan matanya. ‘Kejutan seperti apa yang Anda inginkan?’
‘Aku
ingin mengadakan sebuah pesta dan berdansa bersamanya dengan lagu yang sama
seperti satu tahun lalu’
Tentu
saja Cinderella tahu lagu apa yang dimaksud pangeran. Ia tidak akan melupakan
malam itu.
‘Untuk
itu, aku ingin berlatih terlebih dulu. Aku ingin kamu membantuku,’ pangeran
mengulurkan tangannya.
‘Saya?’
tanya Cinderella gugup. ‘Sekarang? Tapi, Saya—‘
‘Ini
perintah,’ pangeran menarik tangan Cinderella dan mengajaknya berdansa.
Mereka
bergerak dalam diam. Tanpa musik. Tanpa gaun. Dan tentu saja, tanpa sepatu
kaca. Cinderella memutar lagu milik mereka dalam hati. Sesekali ia meminta maaf
karena tidak sengaja menginjak kaki pangeran.
‘It’s you,’ bisik pangeran di telinga
Cinderella.
‘Apa?’
Wajah Cinderella bersemu merah.
‘Saya
pikir saya telah menemui semua gadis di kota ini. All this year along, where have you been?’ Pangeran menunduk,
mencari wajah gadis yang selama ini dicarinya. ‘It’s you, wasn’t it? The shoe is yours’.
Cinderella
terperangah. ‘Bagaimana Anda tahu?’
‘Tarianmu
tidak sempurna. Kamu menari persis seperti malam itu’.
‘Maaf,’
Cinderella menunduk. ‘Apa Anda kecewa? Saya hanya seorang pelayan’.
‘I know it from the beginning. Your dance is
awful, so I assume you never had any dance lesson,’ pangeran itu tersenyum.
‘But I love it, your presence reminds me
that it’s okay for not being perfect. You content me. And I find myself always looking
for you’".
“And so the prince find his true love,” Maira
menutup ceritanya sambil tersenyum puas. “Bagaimana?”
“Ada
yang kurang,” Rega menggeleng.
“Eh?”
“Say those magic words,” Rega tersenyum.
“And they lived happily ever after. The
End.”
No comments:
Post a Comment