Monday, March 18, 2013

A Gentle Thunder

picturetakenfrom:weheartit.com

Pernah nggak sih terpikir seperti ini, ‘Kok si A orangnya nggak jujur tapi hidupnya adem ayem aja ya?’ atau,’Si B tuh two-sided banget, tapi kok nggak pernah kena batunya ya?’

Saya sering. Bahkan kadang sampai protes,’Duh, Tuhan, kok saya buat salah dikit aja, tegurannya berat banget sih?‘ atau ‘Tuhan, nggak salah nih? Kayaknya si A lebih jahat deh, kok dia nggak diapa-apain sih?’

Baru-baru ini seseorang yang saya kenal bilang seperti ini ke saya,”Kelihatannya enak banget ya ngeliat orang lain berbuat jahat tapi nggak kenapa-kenapa. Kita nih, yang anak Tuhan, yang babak belur kalau ngelakuin hal yang sama”.

Bagian babak belurnya memang nggak enak, tapi bukankah seharusnya kita bersyukur untuk setiap teguran yang Tuhan berikan? Isn’t God showing His fatherly side by tugging us? Sama seperti orang tua kita yang ngomel kalau kita berbuat salah, Tuhan juga menegur kita karena kita anak-Nya. Ia mengasihi kita, dan salah satu bentuk kasih yang Ia tunjukkan adalah dengan mendisiplinkan kita.

By reminding us for our simple mistakes, I think He raises our standards beyond this world’s. He sets the bar, and we should be grateful for this. Ibarat sekolah, kita sedang belajar di sekolah yang punya standar kelulusan tinggi, dan ketika saatnya ujian nasional, kita nggak perlu takut nggak lulus, karena selama ini kita sudah dilatih dengan standar yang tinggi. Jadi, kalau sampai hari ini kita masih ditegur untuk hal-hal yang kecil dalam hidup kita, I think we should be glad. It’s a prove that we’re loved.


“God is creative as he is relentless. Both kind and stern. Tender and tough. Faithfully firm. Patiently urgent. Softly shouting. Gently thundering. God does what it takes to get our attention, and if that means a jolt or two to get you in your seat, then be jolted. Earthly discomfort is a glad swap for heavenly peace.”—Max Lucado

No comments:

Post a Comment