|
picturetakenfrom:weheartit.com
|
Petang yang sejuk di Jakarta. Anna menghirup dalam-dalam
aroma tanah yang naik ke permukaan. Hujan baru saja reda beberapa saat lalu.
Kini, di tengah taman yang masih lembab, ia mengayunkan dirinya sekencang
mungkin, tidak peduli dengan tempat duduk yang membuat celananya basah.
“Senang banget,” seorang anak laki-laki berusia sepuluh
tahun yang sebaya dengannya berkomentar. Entah sejak kapan ia berada di sana,
ikut berayun di sebelah Anna, namun dengan ritme yang lebih pelan.
Senyum di wajah Anna belum juga pudar. Ia memejamkan mata,
menikmati angin sore yang menyentuh kulitnya. “Tentu saja aku senang”.
“Kenapa?” tanya anak laki-laki itu tanpa menoleh.
“Karena sebentar lagi Natal,” tegas Anna. Hari ini adalah
hari terakhir ulangan umum dan itu berarti liburannya di mulai. Liburan di
bulan Desember yang dingin seperti ini berarti satu: Natal! Anna suka sekali!
“Kenapa?” anak itu bertanya lagi, membuat dahi Anna
berkerut. Apa temannya ini cuma bisa bertanya ‘kenapa’ ya?
“Kenapa kamu suka Natal? Memang apa yang spesial dari
Natal?” anak itu melanjutkan, seolah mengerti kebingungan Anna.
“Hmm… “Anna berpikir sejenak,”Soalnya kalau Natal ada kado!”
“Kado?” alis lawan bicaranya terangkat,”Nggak usah Natal
juga Mama dan Papa biasa ngasih aku kado. Setiap aku ulang tahun, dapat nilai
bagus, atau bantuin Mama dan Papa”.
Anna terdiam. Iya juga ya. Ia mencari alasan lain,”Nggak
cuma kado. Kalau Natal pasti ada pohon natal yang cantik!”
“Memangnya pohon natal cuma bisa dipasang saat Natal?”
Anna kembali berpikir. Betul juga sih, kan tidak ada
peraturan yang melarang memasang pohon natal di hari biasa.
“Kalau gitu gimana dengan perayaan natal? Drama natal? Aku
paling suka nonton drama natal di gereja,” Anna kembali berargumen.
“Aku punya banyak rekaman drama natal yang bisa aku putar
kapan saja,” jawab anak laki-laki disebelahnya,”Lagu-lagunya juga”.
Anna menggigit bagian bawah bibirnya gemas. Ia kehabisan
kata-kata. Ia tahu ada yang spesial dengan Natal, sesuatu yang membuatnya
bersemangat dan gembira. Tapi, apa?
Menurut kamu, apa?
As little children we'd dream of Christmas morn... And all the gifts and toys we knew we’d find... But we never realized a baby born one blessed
night... Gave us the greatest gift of our lives