Thursday, December 15, 2011

Ten Days Before Christmas: Think Like You're Ten

picturetakenfrom:weheartit.com

Petang yang sejuk di Jakarta. Anna menghirup dalam-dalam aroma tanah yang naik ke permukaan. Hujan baru saja reda beberapa saat lalu. Kini, di tengah taman yang masih lembab, ia mengayunkan dirinya sekencang mungkin, tidak peduli dengan tempat duduk yang membuat celananya basah.

“Senang banget,” seorang anak laki-laki berusia sepuluh tahun yang sebaya dengannya berkomentar. Entah sejak kapan ia berada di sana, ikut berayun di sebelah Anna, namun dengan ritme yang lebih pelan.

Senyum di wajah Anna belum juga pudar. Ia memejamkan mata, menikmati angin sore yang menyentuh kulitnya. “Tentu saja aku senang”.

“Kenapa?” tanya anak laki-laki itu tanpa menoleh.

“Karena sebentar lagi Natal,” tegas Anna. Hari ini adalah hari terakhir ulangan umum dan itu berarti liburannya di mulai. Liburan di bulan Desember yang dingin seperti ini berarti satu: Natal! Anna suka sekali!

“Kenapa?” anak itu bertanya lagi, membuat dahi Anna berkerut. Apa temannya ini cuma bisa bertanya ‘kenapa’ ya?

“Kenapa kamu suka Natal? Memang apa yang spesial dari Natal?” anak itu melanjutkan, seolah mengerti kebingungan Anna.

“Hmm… “Anna berpikir sejenak,”Soalnya kalau Natal ada kado!”

“Kado?” alis lawan bicaranya terangkat,”Nggak usah Natal juga Mama dan Papa biasa ngasih aku kado. Setiap aku ulang tahun, dapat nilai bagus, atau bantuin Mama dan Papa”.

Anna terdiam. Iya juga ya. Ia mencari alasan lain,”Nggak cuma kado. Kalau Natal pasti ada pohon natal yang cantik!”

“Memangnya pohon natal cuma bisa dipasang saat Natal?”

Anna kembali berpikir. Betul juga sih, kan tidak ada peraturan yang melarang memasang pohon natal di hari biasa.

“Kalau gitu gimana dengan perayaan natal? Drama natal? Aku paling suka nonton drama natal di gereja,” Anna kembali berargumen.

“Aku punya banyak rekaman drama natal yang bisa aku putar kapan saja,” jawab anak laki-laki disebelahnya,”Lagu-lagunya juga”.

Anna menggigit bagian bawah bibirnya gemas. Ia kehabisan kata-kata. Ia tahu ada yang spesial dengan Natal, sesuatu yang membuatnya bersemangat dan gembira. Tapi, apa?

Menurut kamu, apa?


As little children we'd dream of Christmas morn... And all the gifts and toys we knew we’d find... But we never realized a baby born one blessed night... Gave us the greatest gift of our lives

No comments:

Post a Comment