Sunday, August 19, 2012

Tough Day


Satu kata untuk hari ini: BERAT
Saat orang-orang lagi merayakan hari kemenangan, makan-makan, dan tertawa bersama keluarga besar, hari ini malah jadi hari yang berat banget buat saya. By the way, happy Eid Mubarak!

Entah kenapa saya lupa berdoa pagi ini. Entah kenapa saya hanya fokus pada kebaktian dan rapat hari ini. Entah kenapa saya hanya memikirkan stressnya main musik di gereja hari ini. Entah kenapa yang ada di otak saya malah segala persiapan ibadah mulai dari slide, mic, alat musik, kertas lagu, dan lain-lain. Entah kenapa saya hanya memikirkan hal-hal teknis. Entah kenapa saya lupa berserah pagi ini, lupa bersyukur untuk kesehatan dan hari baru yang masih boleh saya rasakan.

Jalanan sepi banget pagi ini. Mobil saya dapat mencapai kecepatan 120 km/jam di jalan raya (tapi saya cuma nyoba sampai 100 kok). Saya pikir, ‘wah, hari ini bisa cepat sampai gereja nih’. Tapi begitu saya mau berbelok di gang gereja saya, jalanan di tutup karena ada shalat Eid. Saya mencari jalan lain, ditutup juga, intinya semua jalan yang saya tahu menuju gereja ditutup. Panik. Hari ini saya jadi pemusik sekaligus pembriefing. Saya mencoba menelepon teman saya yang rumahnya dekat dengan rumah saya, dengan harapan ia belum berangkat ke gereja dan saya bisa ikut dia naik motor agar lebih cepat, namun panggilan saya tidak diangkat. Akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke kompleks saya dan mencoba jalan tikus. Sayangnya, satu-satunya jalan yang saya tahu adalah lewat masjid, dan pasti ditutup. Sampai pada titik ini saya kesal setengah mati. Kenapa sih harus hari ini? Kenapa harus pada saat saya ada pelayanan? Kenapa harus saat semua orang rumah sedang tidak ada dan tidak ada yang mengantar saya naik motor atau membantu saya mencari jalan lain?

Keputusan terakhir saya adalah, menaruh mobil di rumah dan mencari bajaj dekat pasar. Saya pikir, tukang bajaj pasti lebih tahu jalan kecil, apalagi tadi saya lihat ada banyak tukang bajaj di pasar. Akhirnya saya mengajak mbak saya dari rumah untuk menemani saya mencari bajaj. Seakan masih belum cukup membuat saya menderita, tukang bajaj yang tadinya berjajar di jalanan depan pasar, mendadak hilang ketika saya kembali melewati jalan tersebut lagi dengan berjalan kaki. Saya benar-benar putus asa saat itu, saya tahu ada teman yang bisa menggantikan saya di gereja, tapi tetap saja rasanya nggak enak.

Beruntung saat itu ada seorang bapak yang lewat dengan motornya. Ia bersedia mengantar. Awalnya saya takut juga, bagaimana kalau dia orang jahat? Tapi, karena mbak saya bersedia menemani, saya pun akhirnya diantar bapak tersebut sampai gereja. Bodoh mungkin, seenaknya saja ikut orang yang tak dikenal, tapi bagaimana pun hari ini bapak itu menyelamatkan saya.

Sekarang, ketika saya menuliskan ini dan melihat kembali ke belakang. Konyol—malu rasanya mengingat saya menangis di depan teman-teman saya di gereja. Tapi, bukankah hidup memang seperti itu? Laluilah hal terburuk dalam hidupmu, dan ketika kamu berhasil mengatasinya, kamu bisa tertawa ketika mengingatnya.

Oh iya, dan jangan lupa untuk berdoa di pagi hari. Sesibuk atau sesantai apa pun harimu. :D

1 comment:

  1. Hahahah~ Bapak itu mungkin jawaban doamu dari Tuhan :) hehehe~

    Happy holiday~

    ReplyDelete