Thursday, November 14, 2013

thinking from above


Entah kenapa akhir-akhir ini selalu ketemu ayat ini, Kolose 3:2 ‘Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi’. Beberapa hari yang lalu dengar khotbahnya Bill Johnson tentang Thinking From The Throne, di salah satu bagian dari khotbahnya beliau ngebahas tentang ayat ini. And somehow, ayat ini nyangkut dan sempat bikin kepikiran. Terus waktu lagi bolak balik buku Battlefield of the Mind-nya Joyce Meyer, ketemu lagi sama ayat ini. Saya sempat berhenti di halaman itu, baca isinya, tapi ya udah gitu aja. I closed the book and tried not to think about it.

Nggak lama setelah hari itu, waktu lagi iseng-iseng buka Tumblr karena kebangun subuh-subuh, ayat ini muncul lagi Colossians 3:2, ‘Set your minds on things above, not on earthly things’, lengkap dengan renungan di bawahnya. Sempat kepikiran sih kenapa ayat ini muncul terus, tapi berhubung saya ketemu ayat itu pagi-pagi buta, saya nggak terlalu konsentrasi juga bacanya. Dan dua malam lalu, waktu lagi saat teduh, bacaannya pas banget dari Kolose 3, dan ayat masnya—lagi-lagi, Kolose 3:2. Waktu ayat ini muncul untuk yang kesekian kalinya, saya benar-benar diam. Kok bisa ya? Padahal buku yang saya pakai untuk renungan hari itu adalah buku yang udah lama nggak saya sentuh. Tanpa alasan yang jelas saya pengen aja pakai buku itu lagi.

Waktu untuk yang keempat kalinya ayat ini muncul, saya langsung mikir, ini gara-gara saya yang kurang peka apa gimana ya? (I know I am an insensitive person, a friend once told me that). Pardon my insensitivity, padahal udah di’kode’ berkali-kali, but gratefully He never gives up on me, hehe... Dan malam itu dalam hati saya langsung nanya,”Oke, jadi Tuhan mau bilang apa dari Kolose 3:2 ini?”

Set your minds on things above, not on earthly things. Saya mengingat-ingat apa aja yang sudah saya baca dan dengar tentang ayat ini beberapa hari belakangan. Intinya sih semua bilang bahwa penting bagi kita untuk punya pola pikir yang benar tentang apa yang kita hadapi—pola pikir kerajaan Allah. For we’ve been raised with Christ, it is important for us to think like Him. Penting bagi kita untuk punya fokus yang benar dalam melihat segala sesuatu. Kadang fokus yang salah bisa membuat kita putus asa, dan akhirnya kita nggak bisa melihat rencana indah yang sudah Tuhan sediakan dibalik semua kesusahan kita. Kayak bangsa Israel yang dituntun keluar dari tanah Mesir, padahal Tuhan udah pasti bakal bawa mereka ke Kanaan—tanah perjanjian yang berlimpah susu dan madunya, tapi mereka malah ngeluh. God promised them freedom and prosperity, yet they complained a lot and worried over things (food, water, and all the earthly things you can name). Dan apa yang didapat bangsa Israel? 40 tahun berputar-putar di padang gurun. Mereka yang sejak awal mengeluh mungkin akhirnya nggak bisa mengecap enaknya hidup di Kanaan.

If you read my post earlier, I wrote that one of my biggest issues right now is the over-worrying mind. Baca kolose 3 berulang-ulang, dan berkali-kali diingetin “Hey, you’ve been redeemed. For you died, and your life is now hidden with Christ in God. When Christ, who is your life, appears, then you also will appear with him in glory. Everything has been overcome by the Lord”. Jadi kenapa khawatir? Semua udah diatur kok, God knows what comes in the end. Worrying only draws your happiness away, dan lagi, apa yang kita khawatirkan sebenarnya belum tentu akan terjadi kan? Kayak yang seorang teman saya bilang ketika saya cerita tentang kekhawatiran saya,”Semua itu kan masih ‘kalau’”. Siapa yang bilang bahwa semua ‘kalau’ itu akan terjadi? And again, set your minds on things above, not on earthly things.

No comments:

Post a Comment