Tuesday, November 26, 2013

christmas mail

picturetakenfrom:pinterest.com



Ellis menatap butiran air yang membasahi jendela di sebelahnya. Di luar sana hujan mengguyur tanpa ampun. Pengendara-pengendara motor menepi menunggu hujan reda. Para pejalan kaki yang berpayung melangkah dengan hati-hati. Bocah-bocah kecil berlarian dan tertawa lepas tanpa alas kaki. Semuanya tampak sibuk dengan urusan masing-masing. Ia bertanya-tanya apa yang sedang dirasakan orang-orang di luar sana. Bersyukur karena akhirnya hujan turunkah? Memaki hujan yang turun tiba-tibakah? Atau… merasa rindu karena hujan membuat mereka teringat pada seseorang yang mereka kasihi?

Seperti dirinya sekarang.

Suara samar lagu natal yang mulai diputar di Kaftee&Bun membuat Ellis semakin terlarut. Padahal masih awal November, namun suasana natal sudah kental terasa di kafe langganannya itu. Ellis tersenyum pahit. Seharusnya ia menikmati momen ini, saat di mana ia dapat menikmati coklat panas favoritnya di pinggir jendela tanpa harus merasa kepanasan oleh sinar matahari yang menembus masuk. Seharusnya ia dapat menikmati syahdunya suasana natal ditemani rintik hujan yang menyejukkan. Seharusnya… Ellis menatap layar laptop yang sejak tadi menyala tanpa disentuhnya. Seluruh niatnya mengerjakan paper tiba-tiba hilang, berganti dengan rasa rindu yang teramat sangat.

Pintu masuk terbuka.

Seorang laki-laki dengan hoodie hitam melangkah masuk. Sosoknya mengingatkan Ellis pada seseorang. Ia membayangkan orang itu melangkah masuk melalui pintu, berjalan ke arahnya dengan senyum jenakanya yang khas. Ia membayangkan sosok itu duduk di hadapannya, mencondongkan tubuhnya di atas meja, bercerita tentang harinya yang membosankan. Mereka tersenyum, tertawa, berbincang, dan saling bertukar cerita.

Ellis menggigit bagian bawah bibirnya hingga rasa asin bercampur besi menyentuh lidahnya. Air mata mulai menyesaki sudut matanya. Butuh lebih dari sekadar rasa sakit untuk membuatnya melupakan sosok itu. Butuh lebih dari sekadar beribu-ribu kilometer untuk membuatnya berhenti memikirkan apa yang selama ini menyesaki hatinya. Untuk membuatnya lupa bahwa Natal seharusnya menjadi waktu baginya untuk pulang. Untuk membuatnya mengenyahkan kenangan-kenangan Natal yang pernah mereka habiskan bersama.

Tapi tahun ini adalah akhir dari segalanya. Natal tahun ini adalah perhentian terakhir dari cerita mereka. Ellis membuka halaman emailnya dan mengetik sebuah pesan baru di sana.


To: Levi (a.levi@mail.com)
Subject: Happy Christmas :)

Hey, happy early Christmas! Hope you enjoy your Christmas this year; I’ll try to enjoy mine too. Tons of wishes for both of us to find a new wonderful journey, right?
Prettige kerstdagen!

No comments:

Post a Comment