Saturday, November 9, 2013

like a child


Here I am
Begging for certainty again
But simple trust
Is what you're asking me to give
If I am saved
You tell me it will not be by sight
So when I pray
I'll close my eyes, I'll close my eyes

I'll reach for your hand in the night
When the shadows swallow the light
'Cause I'm giving up, giving in
Once again a childlike faith
Is my only way
To see in the dark

The question mark
Hung at the end of every fear
Is answered by
The promise that you are with me here
And that's all I've got
When the lights go out and I lose my way
So I'll close my eyes
I won't be afraid, I won't be afraid

If every star falls and the sun fails to rise
Still in my blindness I'll see
If You are my help, my hope and my vision
One step at a time You will lead

And I'll reach for your hand in the night
When the shadows swallow the light
'Cause I'm giving up, giving in
Once again a childlike faith
Is my only way

—Jason Gray

Lagi dengerin lagu-lagunya Jason Gray dan lagu ini keputer. Lagunya lagi sesuai banget sama keadaan hati, hihi… And this phrase lingers: A childlike faith.

A childlike faith itu… yang seperti apa?

Lagi mikir sambil dengarin lagu ini, tiba-tiba keinget khotbah yang belum lama saya dengar. Khotbahnya membahas tentang kisah yang udah nggak asing lagi—Yesus memberi makan lima ribu orang, dan bagaimana seorang anak kecil rela memberikan lima roti dan dua ikannya untuk lima ribu orang yang ada di sana. Waktu itu konteks khotbahnya tentang memberi sih, but somehow saya berpikir bahwa anak ini punya lebih dari sekadar kerelaan untuk berbagi.

Saya membayangkan kalau saya jadi anak kecil itu, duduk di tengah-tengah lima ribu orang dan tahu bahwa mereka butuh makanan, saya mungkin akan tetap memakan bekal saya sendiri. Bukan karena nggak mau berbagi, tapi simply karena 5 loaves and 2 fish for 5000 people are making no sense! Mau dipotong sampai sekecil apa sampai semua orang kebagian? Dan kalau pun bisa, nggak mungkin kan mereka kenyang?

Tapi hebatnya, anak kecil ini punya iman. He has faith that most of people nowadays don’t have. Anak kecil ini nggak lupa bahwa ia punya Tuhan yang besar—yang bisa melakukan apa aja, yang bisa mencukupkan segala sesuatunya. Anak kecil ini benar-benar percaya bahwa Tuhan yang baru saja ia dengar khotbahnya, adalah Tuhan yang sanggup.

Bagi anak ini, hari itu mungkin merupakan kesempatan sekali dalam seumur hidup ia bisa mendengar Tuhan Yesus berbicara. Di zaman itu, Alkitab tentunya nggak selengkap sekarang, yang ada hanya kitab taurat. Tapi dengan keterbatasan itu, this kid has such faith in Him.

Lalu pertanyaan ini muncul: ‘Kalau kamu gimana, Cil?’ saya tiap Minggu datang ke gereja. Saat teduh dan baca Alkitab tiap hari. But I do still worry over things. Like God hasn’t proof to me enough, I ask such questions like, ’What if things went this or that? What if I failed? God, I don’t think I can do that, it’s too much’. I let fear overpowers me.

Mendengar lagu ‘A Way to See in The Dark’-nya Jason Gray atau mengingat khotbah di atas nggak lantas membuat saya berhenti khawatir sih. But at least I know the right thing to do—to have a faith like the child. Untuk beriman, bahwa apa pun yang ada di depan akan baik-baik aja. It will be just fine, cause I have a Lord who provides everything.

If You are my help, my hope and my vision
One step at a time You will lead
Yes, You will :”)


No comments:

Post a Comment