Thursday, October 31, 2013

I Feel You


Sometimes—no, most of the time, when you talk to someone and they listen, you’ll feel more relieved if they say,”I understand”. “Gue ngerti,” kata-kata itu kadang bikin kita jauh lebih lega setelah cerita, karena pada dasarnya setiap manusia butuh—dan ingin, dimengerti. Karena menceritakan masalah kita pada orang yang pernah mengalami hal yang sama membuat kita merasa dipahami. It feels really bad when no one understands you.

I often wonder why God in the first place put me in some situations. Make me face problems that I feel too big for me. For example, why does God put me in this family? Or, Why do I have to be the first child? A conversation with someone last night reminds me that all things work for good. Those annoying things make me stronger, tougher. ‘Masalah, bikin kamu lebih tahan banting,’ begitu katanya.

Tapi pagi ini, sebuah BBM dari seorang teman mengingatkan saya pada hal lain. Teman saya BBM bahwa keluarganya—lagi-lagi, bermasalah. Belakangan, kalau saya dengar masalah keluarga dari seorang teman, I feel I can relate to him/her. Dan pagi ini saya jadi sadar, masalah nggak cuma membuat diri kita semakin kuat, lebih dari itu, masalah membuat kita mengerti orang lain. Masalah, membuat kita bisa jadi kekuatan untuk orang lain. Isn’t it a great thing? 

Sebuah percakapan dengan seorang teman hari Sabtu lalu mengingatkan saya bahwa setiap keluarga punya salibnya masing-masing. Suka nggak suka, mau nggak mau, kita punya salib yang harus kita pikul bareng anggota keluarga kita. Nggak jarang juga kita jadi terluka karenanya. Sebagian dari kita bahkan mungkin sampai sudah mati rasa karena terluka berulang kali. Tapi, sekebal-kebalnya kita, ada titik-titik tertentu di mana kita akan merasa sakit lagi, berdarah lagi. And when those dark moments strike, we need someone to hear us out, somebody to understand. Somebody to cry on.

And somehow I feel happy when I can be that person who understands. Sesederhana, karena saya tahu betapa capek dan menguras energinya dealing  dengan masalah keluarga. Simply because I understand the feeling when you just don’t want to go home, because the thing you called ‘home’ turn into just a ‘house’.

Masalah kayak gini nggak akan selesai dalam waktu singkat. It will take a really really long time, it even can cost your whole life. Makanya, setiap kita butuh ‘ventilasi’. We need people that God put around us to remind us about His grace. Because when we feel His grace, the problems we face won’t make us bitter. When we don’t feel bitter, we get stronger and can be the strength to others.

Hey, if you face any problems today, talk to someone. Don’t run but face it. Karena percaya deh, hal-hal itu nggak cuma bikin diri kita tambah kuat, tapi bisa bikin kita jadi kekuatan buat orang lain suatu hari nanti.

1 comment: