Sometimes—no, most of the time, when you
talk to someone and they listen, you’ll feel more relieved if they say,”I
understand”. “Gue ngerti,” kata-kata itu kadang bikin kita jauh lebih lega
setelah cerita, karena pada dasarnya setiap manusia butuh—dan ingin,
dimengerti. Karena menceritakan masalah kita pada orang yang pernah mengalami
hal yang sama membuat kita merasa dipahami. It
feels really bad when no one understands you.
I often wonder why God in the first place
put me in some situations. Make me face problems that I feel too big for me.
For example, why does God put me in this family? Or, Why do I have to be the
first child? A conversation with someone last night reminds me that all things
work for good. Those annoying things make me stronger, tougher. ‘Masalah,
bikin kamu lebih tahan banting,’ begitu katanya.
Tapi
pagi ini, sebuah BBM dari seorang teman mengingatkan saya pada hal lain. Teman
saya BBM bahwa keluarganya—lagi-lagi, bermasalah. Belakangan, kalau saya dengar
masalah keluarga dari seorang teman, I
feel I can relate to him/her. Dan pagi ini saya jadi sadar, masalah nggak
cuma membuat diri kita semakin kuat, lebih dari itu, masalah membuat kita
mengerti orang lain. Masalah, membuat kita bisa jadi kekuatan untuk orang lain.
Isn’t it a great thing?
Sebuah
percakapan dengan seorang teman hari Sabtu lalu mengingatkan saya bahwa setiap
keluarga punya salibnya masing-masing. Suka nggak suka, mau nggak mau, kita
punya salib yang harus kita pikul bareng anggota keluarga kita. Nggak jarang
juga kita jadi terluka karenanya. Sebagian dari kita bahkan mungkin sampai
sudah mati rasa karena terluka berulang kali. Tapi, sekebal-kebalnya kita, ada
titik-titik tertentu di mana kita akan merasa sakit lagi, berdarah lagi. And when those dark moments strike, we
need someone to hear us out, somebody to understand. Somebody to cry on.
And somehow I feel happy when I can be that
person who understands. Sesederhana, karena saya tahu betapa capek dan
menguras energinya dealing dengan masalah keluarga. Simply because I understand the feeling when you just don’t want to go
home, because the thing you called ‘home’ turn into just a ‘house’.
Masalah
kayak gini nggak akan selesai dalam waktu singkat. It will take a really really long time, it even can cost your whole life.
Makanya, setiap kita butuh ‘ventilasi’. We
need people that God put around us to remind us about His grace. Because when
we feel His grace, the problems we face won’t make us bitter. When we don’t
feel bitter, we get stronger and can be the strength to others.
Hey, if you face any problems today, talk to
someone. Don’t run but face it. Karena percaya deh, hal-hal itu nggak cuma
bikin diri kita tambah kuat, tapi bisa bikin kita jadi kekuatan buat orang lain
suatu hari nanti.