“Teman-teman
gue bilang gue aneh,” kalimat ini terlontar dalam percakapan saya dan
teman-teman gereja sepulang makan malam. Kami semua setuju. We become an anomaly because of the amount
of time we spend at church.
It seems odd to others that we spend quite
much time at church especially on days beside Sunday. Teman saya bahkan
pernah bertanya apa yang membuat saya lebih memilih sibuk di gereja daripada di
kampus. Mungkin bagi sebagian besar dari mereka saya aneh. Mungkin bagi
sebagian besar dari mereka, apa yang saya lakukan nggak penting. Mungkin sampai
sekarang pun mereka masih tidak habis pikir mengapa saya menyediakan begitu
banyak waktu saya di gereja. “Memangnya, ada apa sih di gereja?”
As my friends ask such question, I question
myself too. Sering banget saya berada dalam posisi seperti,’Duh, bahan
ujian masih banyak banget, dan nanti malam masih harus ke gereja’, atau kalau
ada teman yang mengajak jalan-jalan,’ehm, tapi jangan sampai malam ya, mau ke
gereja’. Tapi lucunya, sekalipun sering berada dalam posisi seperti ini dan
kadang tergoda juga untuk ‘lari’ sebentar dari pelayanan, saya tahu pada
akhirnya saya akan memilih gereja.
Alasannya?
Because He is a God that provides. Ia
Allah yang mencukupkan segala sesuatunya. Di saat saya sering sekali meragukan
apa saya bisa menyelesaikan tugas kuliah yang ditambah dengan pelayanan, pada
akhirnya saya selalu bisa melakukan keduanya. Saat saya merasa seharusnya saya
sudah lelah dan bosan dengan kegiatan kuliah yang padat ditambah dengan
pelayanan, entah kenapa selalu ada kekuatan lebih untuk melakukan keduanya.
Dan, alasan utama saya yang selalu membuat saya bertahan adalah: Karena seluruh
pelayanan yang saya lakukan pada akhirnya justru malah menjadi berkat untuk
saya sendiri.
Kalau
ditanya apa alasan utama saya melayani, satu jawaban yang selalu muncul pertama
kali di kepala saya adalah untuk mengucap syukur. And for the reason that I can’t think of, every service that I do turns
into my very own blessing. Saya mendapat terlalu banyak dari pelayanan. Rasanya
seperti menerima lebih banyak daripada apa yang telah saya berikan. The joy, the laughter, the friends, the
experiences, I receive things more than I deserve. Do you think you serve for
God’s sake? Do you serve to thank Him? He turns your gratitude into a blessing
you’ll never think of. And at the end, you’ll know He loves you in
indescribable way. So, I think, it’ll be fine to be the odd—the anomaly, of
this world. After all, it is a privilege.
thank you. mengena banget. sekarang ngerti dah.. ^^
ReplyDelete