Semua
orang yang memakai behel (kawat gigi) pasti harus memakai retainer setelah kawat giginya dilepas. Tujuannya adalah supaya
gigi yang sudah rapi tidak kembali ke bentuknya yang semula. Saya juga begitu.
Rasanya
senang bukan main saat dokter gigi melepas behel saya. Akhirnya penderitaan
selama ini selesai juga. Saya bebas. Nggak perlu lagi sering-sering kontrol ke
dokter gigi dan duduk di ruang tunggunya yang super membosankan. Nggak perlu
lagi menderita kesakitan setelah si dokter mengencangkan behel saya.
Tapi,
ternyata perjuangan masih belum selesai. Saya masih harus memakai retainer. Alat yang bentuknya seperti
gigi palsu, hanya saja bukan gigi yang ada pada alat tersebut melainkan sebuah
kawat lurus untuk mempertahankan bentuk gigi. Idealnya retainer harus dipakai setiap hari. Tapi, karena saya malas dan
ingin menikmati kebebasan saya, jadilah retainer
itu hanya saya pakai pada malam hari. Awalnya sih, setiap malam, tapi
lama-lama jadi dua malam sekali, lalu tiga malam sekali, lalu seminggu sekali, lalu
dua minggu sekali, bahkan bisa sebulan sekali. Ah nggak apa-apa, nggak berubah kok bentuk giginya, begitu saya
sering beralasan.
Mama
sering menegur saya. “Pake dong retainer-nya,
kan sayang udah bayar mahal-mahal, udah dikawat lama-lama”. Sampai beberapa
malam yang lalu, mama berkata,”Gigi kamu berubah loh. Ada yang geser”. Saya
mengaca, tapi buat saya tidak ada yang berubah.
Malam
itu saya jadi berpikir, mungkin hidup sebagai orang Kristen juga seperti itu
ya. Seperti pakai retainer. Setelah mengenal
Kristus, nggak lantas perjuangan kita berhenti. Setiap hari kita masih harus
hidup melekat dengan Firman.
Firman
itu seperti retainer yang menjaga
supaya hidup kita nggak bergeser, nggak melenceng, tetap pada koridornya. Tapi
sering kali kita malas, merasa hal itu nggak penting, menganggap enteng. Pikir
kita, nggak apa-apa lah nggak renungan hari ini, toh cuma sehari, tapi
lama-lama kita akan semakin nyaman dengan alasan yang sama. Lalu frekuensi kita
merenenungkan Firmannya jadi berkurang. Jadi tiga hari sekali, empat hari
sekali. Jadi hanya seminggu sekali di gereja, itu juga nggak benar-benar
didengarkan. Dan sampai pada suatu titik, akan ada orang atau hal yang menegur
kita. Yang memberitahu kita bahwa sebenarnya kita sudah ‘bergeser’, bahwa
kompromi yang kita lakukan selama ini ternyata mempunyai dampak yang tidak kita
sadari. Dan pergeseran-pergeseran itu, butuh retainer-nya lagi dengan segera.
No comments:
Post a Comment