Wednesday, April 4, 2012

Oh No, I'm Jealous! But Thank God I Learnt Something :D

Beberapa hari lalu, saya sempat curhat kepada sahabat saya tentang masalah yang sedang saya hadapi. I had these two-big-problems that stressed me out and made me look for help. Dan ternyata walaupun nggak menyelesaikan masalah, bercerita itu membantu banget untuk sekadar melegakan. Kayaknya saya udah kelamaan nggak curhat sampai lupa sebesar apa efeknya :D

Tapi, nggak hanya itu. Sekitar dua malam kemudian, ada hal menarik terjadi. Waktu itu saya sedang membaca buku saat teduh bersama adik saya yang paling kecil (entah kenapa, beberapa malam belakangan adik saya niat banget mau ikut saya renungan, padahal buku renungan yang saya pakai sulit dimengerti olehnya yang baru delapan tahun). Selesai membaca dan bertanya tentang hal-hal yang masih tidak dimengerti olehnya, adik saya iseng membolak-balik buku renungan saya sambil bertanya ini itu. Kebetulan, buku renungan saya selalu dilengkapi dengan mini-booklet yang membahas tema dari tiap edisi. Dan entah kenapa, adik saya berhenti pada halaman tersebut cukup lama, membuat saya ngeh dan membaca tulisan besar di hadapan saya: IRI HATI.

Saya benar-benar seperti mendapat jawaban atas masalah saya. Iya, salah satu masalah terbesar saya saat itu adalah cemburu. Dan melalui tulisan dari booklet tersebut saya merasa tertegur. Dari kejadian ini saya belajar satu hal, kita kadang terlalu sibuk berdoa, mencari pertolongan ke sana kemari, berusaha menyelesaikan setiap masalah sekuat tenaga, tanpa pernah benar-benar mau diam dan mendengarkan suara-Nya. Padahal, tanpa kita sadari Tuhan menyediakan jawaban yang begitu gamblang, begitu sederhana dan berada di dekat kita. Ia tidak menggunaan bahasa roh atau pun kata-kata kiasan yang sulit dipahami. Ia tidak menyembunyikan jawabannya di tempat rahasia. Dalam kasus saya, ia bahkan sudah menyediakan jawabannya, lama sebelum saya menghadapi masalah itu sendiri. Buku renungan itu sudah berada di kamar saya sejak awal Maret lalu, saya baca setiap malam, namun betapa tidak pekanya saya karena tidak menyadari bahwa solusi masalah saya ada di depan mata.

Saya rasa, sebesar apa pun masalah yang kita hadapi, nggak peduli seberapa parah masalah itu membuat kita remuk redam; Dia selalu ada untuk kita. Pertanyaannya, adakah kita selalu setia dan peka mendengar suara-Nya atau malah membiarkan masalah tersebut menjadi lebih besar dari telinga kita?

No comments:

Post a Comment