Hari
itu hujan baru saja berhenti. Langit mulai cerah, namun masih menyisakan
sedikit gumpalan awan kelabu yang berarak menjauh. Saya memilih tempat duduk di
pinggir jendela sebuah restoran dan memesan makanan. Sambil menunggu pesanan
datang, saya mengeluarkan setumpuk bahan ujian dan mulai membacanya.
Sekitar
sepuluh menit kemudian, sepasang suami istri memasuki restoran. Keduanya
kira-kira berusaia enam puluhan, memakai pakaian putih yang senada satu sama
lain. Entah kenapa keduanya menarik perhatian saya. Mungkin karena biasanya
restoran ini jarang dikunjungi oleh pasangan tua, atau mungkin juga karena sang
suami menunjuk makanan saya yang baru datang dan memesan makanan yang sama.
Sembari
makan saya sesekali mengamati pasangan tersebut. Mereka asyik berbincang,
tersenyum satu sama lain. Ada sesuatu dalam diri mereka yang membuat saya
tertarik untuk mengamati keduanya. Lalu tidak lama kemudian datang pasangan
lain. Kali ini usianya jauh lebih mudah. Mungkin belum menikah.
Pasangan
tersebut duduk di sebelah pasangan tua yang sejak tadi saya amati. Yang
perempuan memainkan gadgetnya,
sementara yang laki-laki membolak balik menu. Keduanya memesan makanan tanpa
bertanya satu sama lain. Lalu, beberapa detik kemudian laki-laki tersebut juga
mengeluarkan smartphone-nya.
Ada
pemandangan yang begitu kontras di hadapan saya. Pasangan yang pertama asyik
berbincang selama makan dan saling menatap satu sama lain, sedang pasangan yang
kedua saling mengobrol dengan mata tetap pada layar ponsel.
Apa
yang membuat keduanya begitu berbeda? Bukankah seharusnya pasangan yang jauh
lebih muda tersebut punya topik yang jauh lebih banyak—dan lebih seru, untuk
dibicarakan dibandingkan pasangan yang sudah hidup bersama bertahun-tahun dan
bertemu setiap hari? Bukankah seharusnya mereka tidak lebih bosan terhadap satu
sama lain dibandingkan dengan pasangan di sebelah mereka?
Entahlah,
mungkin lahir di era tanpa sosial media dan gadget
yang canggih punya keuntungannya sendiri. Mungkin usia yang kian lanjut—yang
membuat mereka lebih lamban mempelajari teknologi, membuat mereka lebih mahir
dalam bercakap-cakap secara langsung. Maybe
it makes them mastering the art of not getting bored to each other and still
having things to talk about after decades of marriage. Maybe. I don’t know.
No comments:
Post a Comment