Sunday, May 26, 2013

Tentang Seseorang


“Kalian orang Jakarta memang selalu seperti ini ya?” begitu teman saya pernah bertanya.

“Begini gimana?” Saya mengernyit, meski kira-kira saya tahu kemana pembicaraan kami akan mengarah.

“Terlalu individualistis,” jawabnya.

Saya terdiam sejenak. Teman saya ini berasal dari luar Jakarta. ‘Anak daerah’, kalau kata anak-anak Jakarta. Sedikit banyak saya setuju dengan pendapatnya.
 I think I care enough. I think I love enough. But I am wrong.

“Di daerah, kami nggak kayak gini. Kalau teman dekat ya dekat banget, udah kayak keluarga,” ia menambahkan.

Kalau dipikir-pikir, saya belajar banyak dari teman saya yang satu ini. Dan satu hal yang paling banyak saya pelajari dari dia adalah tentang kepedulian. Teman saya ini adalah tipe teman yang selalu menanyakan apa saya sudah sampai di rumah selepas saya mengantarnya pulang ke kosan. Teman yang rela membawa barang belanjaan saya saat saya sedang memilih belanjaan lain. Teman yang menanyakan apa saya lelah menyetir dan menawarkan bergantian menyetir. Dan teman saya ini adalah orang pertama yang pernah bilang,’Maaf ya nggak sempat nanyain kabarmu, aku sibuk banget belakangan ini’.

Hal yang terakhir membuat saya banyak berpikir. Sejak kapan menanyakan kabar saya menjadi kewajibannya? Saya nggak pernah menanyakan kabarnya tapi teman saya ini merasa bersalah saat tidak sempat memberikan waktunya untuk saya. Satu hal yang terlintas di benak saya saat itu adalah,’Saya belum menjadi teman yang baik’.

Dari situ saya baru ngeh tentang betapa bedanya pergaulan di kota besar seperti Jakarta dengan daerah. Sejak kenal teman saya yang satu ini saya juga jadi sadar betapa cueknya saya terhadap teman-teman saya—bahkan yang paling dekat sekali pun. Saya rasa gaya hidup yang serba independen dan mandiri di kota semetropolitan Jakarta nggak seharusnya membuat kita jadi lupa. Lupa dengan teman-teman kita, lupa kalau selama ini kita tidak cukup peduli. Saya kira selama ini saya cukup peduli dengan teman-teman saya. Tapi, ternyata peduli itu lebih dari sekadar ngebayarin makan di saat teman kita lagi nggak bawa uang. Menjadi benar-benar peduli itu susah, dan saya masih belajar. Belajar memberi perhatian untuk teman-teman saya, belajar memperlakukan mereka seperti keluarga sendiri, belajar menjadi teman yang baik untuk mereka.

No comments:

Post a Comment