picturetakenfrom:pinterest.com |
“Makasih
ya udah mau dengerin gue,” saya tersenyum tipis saat teman saya mengatakan hal
itu pagi ini. Setiap kali mendengar kalimat seperti itu diakhir sharing seseorang, saya selalu merasa uneasy. I feel like I do
nothing for them, yet they thank me. Kadang Hampir setiap kali
mendengar curhatan teman saya nggak tahu harus berkata apa. Yep, I’m bad—really bad, on giving solution.
Most of the time I’ll only listen, cause it is the only thing I can do.
Ketika
ada teman saya yang menelepon atau mengajak saya bertemu, saya hanya akan diam,
mendengarkan, sambil sesekali memberi tanggapan kecil yang sama sekali tidak
membantu. Sometimes I feel sorry for them
and ask myself why they keep talking to
me. Tapi ketika saya melihat diri saya sendiri, ketika saya mencari
seseorang untuk bercerita, sering kali saya tidak mengharapkan orang itu untuk
menyelesaikan masalah saya. Most of the
time I am not looking for solution or even an advice. What I am looking for is
simply a pair of ears that listen, somebody who understands. Sering kali
saya hanya butuh ventilasi untuk mensirkulasi pikiran-pikiran yang menumpuk di
otak, atau pori-pori—untuk mengeluarkan beban-beban pikiran saya. Dan itu cukup. My problem will stay there—unsolved, but
somehow it’s enough.
Mungkin
ketika teman saya mencari saya dan bercerita, mereka juga tidak mengharapkan
penyelesaian masalah. Mungkin yang mereka butuhkan hanyalah ‘tempat sampah’
untuk mengeluarkan masalah mereka. Mungkin yang mereka butuhkan hanyalah sebuah
pendapat sederhana, atau sepasang telinga yang mendengar. Maybe what they really need is someone who comforts them and says, ’I
understand,’ or, ‘everything will be alright’.
This kind of thinking eases me a lot. And it
makes me glad to know that I can be somebody’s ventilation, somebody’s pores,
and even more, somebody’s trashcan.
No comments:
Post a Comment