Dulu,
waktu saya masih di kelas 10, ketika belum ada pembagian kelas IPA-IPS dan kami masih harus mempelajari semua mata
pelajaran tersebut, ada satu mata pelajaran IPS yang benar-benar tidak saya
sukai: Sosiologi.
Saya
tidak membenci ilmunya, saya juga tidak membenci guru yang mengajar pelajaran
tersebut. Saya membenci pelajaran sosiologi karena pelajaran ini mengharuskan
saya menyanyi. Hampir pada setiap pertemuan, guru sosiologi kami akan
memberikan pertanyaan, dan bagi yang salah menjawab pertanyaan tersebut, maka
ia harus menyanyi di depan kelas pada pertemuan berikutnya. Saya tidak bisa
menyanyi. Buat saya, pelajaran sosiologi adalah pelajaran paling menegangkan
dan menyebalkan sepanjang kelas 10.
Beruntungnya,
saya hampir berhasil melewati sepanjang tahun pertama saya di SMA dengan aman.
Hampir. Karena ketika tinggal sedikit lagi menuju kenaikan kelas, satu
pertanyaan membuat saya terpaksa harus menyanyi. Satu-satunya pertanyaan yang
membuat saya harus memperdengarkan suara sumbang saya di depan kelas.
Menyebalkan?
Sangat. But, that’s life. Shit happens.
Hal-hal buruk terjadi di luar kendali kita. Saya tidak bisa terus menerus
menjadi orang yang duduk di bangku belakang, menonton dan tertawa ketika
melihat teman saya menyanyi di depan kelas. Sepandai-pandainya saya menjawab
pertanyaan, pada akhirnya saya harus menyanyi juga—gantian menjadi orang yang
ditertawai. Memang menyebalkan, tapi jalani saja. Seperti apa pun masalahmu
hari ini. Seburuk apa pun itu, bersabar dan hadapilah. Nothing lasts forever anyway ;)
No comments:
Post a Comment