Friday, December 13, 2013

the magic of the rain


I love rain. Maybe because things seem a little bit different when it’s raining. Maybe because we can see things we won’t see on usual day. Seperti melihat dua orang anak berseragam sekolah yang asik mengobrol sambil menerobos hujan—seolah basah kuyup bukanlah hal besar. Seperti melihat seorang bocah penjaja koran yang mengetuk jendela mobil saya dengan tatapn iba. Atau, sesederhana merasakan kebaikan kecil dari orang yang sama sekali tidak terduga.

It was pouring when I wanted to get back from campus today, and I forgot to bring my umbrella. Setelah berputar-putar mencari jalan keluar yang paling dekat dengan tempat parkir, saya berkesimpulan bahwa nggak mungkin banget masuk mobil tanpa kebasahan. Hujannya deras, dan angin yang kencang membuat saya kebasahan bahkan ketika saya berdiri di tempat teduh. Saya menunggu, tapi sama sekali tidak terlihat tanda-tanda bahwa hujan akan berhenti. Tidak betah menunggu terlalu lama tanpa teman, saya berpikir untuk menerobos hujan saja. Tapi lalu saya melirik bawaan saya—dua jilid skripsi yang baru saja jadi dan ditandatangani dosen. Saya lebih rela diri saya yang kehujanan dibanding skripsi saya, namun menerobos hujan berarti harus rela membiarkan dua buku hijau tersebut kebasahan. Saya menimbang sejenak. Lalu ragu. Namun keputusan terakhir saya adalah tetap menerobos hujan.

Baru saja hendak melangkah, tiba-tiba cleaning service yang sejak tadi sibuk mengepel di sebelah saya bertanya,”Mau kemana, Dek?”

“Mau ke parkiran, Mas,” jawab saya sambil menunjuk mobil saya yang terlihat dari tempat saya berdiri. Tidak terlalu jauh, tapi tetap saja mustahil berjalan ke sana tanpa basah kuyup di hujan selebat itu.

“Oh,” cleaning service yang tidak saya ketahui namanya itu lalu bergegas ke belakang, kemudian meminjamkan saya sebuah payung. “Ini pakai aja, Dek”.

Setengah terkejut dan bersyukur, saya menerima payung tersebut sambil mengucapkan terima kasih. Hari ini saya—dan skripsi saya, diselamatkan oleh seorang petugas cleaning service yang tidak pernah saya sapa sehari-hari. And in the middle of the rain I smiled, mungkin hujan nggak hanya meluruhkan awan yang menggumpal pekat di langit sana, tapi juga meluruhkan kebaikan yang ada di hati sebagian orang.


picturetakenfrom:pinterest.com

1 comment: