Thursday, October 27, 2016

bahagia-bahagia yang sederhana

Very little is needed to make a happy life.

Itu adalah hal yang saya sadari ketika mengunjungi salah satu sisi utara dari Kalimantan beberapa waktu lalu. Menjejakkan kaki di sebuah pulau kecil yang berada di pucuk Kalimantan, menarik diri sejenak dari hiruk pikuk ibu kota, rasanya membuat saya sedikit banyak tertampar. Tidak banyak hal yang dapat dinikmati dari kota kecil yang saya kunjungi, tidak ada kafe, tidak ada mall, tidak ada bioskop, bahkan tidak banyak tempat yang dapat dijadikan objek wisata. Mungkin sebagian besar orang yang terbiasa dengan hingar-bingar ibu kota akan merasa bosan menghabiskan waktu di sana.

“Tapi bahagia kami di sini sederhana,” begitu kata seorang teman yang menjadi ‘pemandu’ saya selama 5 hari 4 malam di sana. Dan setelah mengamati geliat kota tersebut selama berhari-hari melalui kaca mobil pick-up, saya rasanya dapat mengerti ucapan teman saya ini. Bahwa bahagia ternyata bukan melulu tentang sesuatu yang besar yang dapat membuat semua orang melirik iri kepada kita, melain sesuatu yang sederhana, dapat diraih, dan berada di depan mata. Bahwa bahagia tidak selalu tercipta dengan makan malam romantis di lantai teratas sebuah restoran mewah, melainkan sesederhana bergandengan tangan menyusuri jalanan berdebu menuju rumah. Bahwa bahagia tidak melulu hadir saat kita nongkrong di kafe paling hits versi Instagram, melainkan cukup dengan berkumpul di sebuah angkringan yang sama setiap minggu bersama teman-teman.

Sulit sekali mendapatkan sinyal di sana, kalau provider-mu bagus mungkin kamu bisa membuka Instagram atau Path dengan waktu loading yang cukup lama, tapi kalau tidak, bisa membuka LINE saja rasanya sudah cukup beruntung. Jangan harap Snapchat atau Instagram story-mu dapat berhasil dengan sekali coba. Tapi toh, anak-anak muda di sana masih tetap berbahagia, tanpa sinyal, tanpa wi-fi, dan bahkan kadang dengan listrik yang mati berjam-jam. “Bahagia mereka sederhana,” lagi-lagi teman saya berujar. Bahagia tidak selalu tercipta ketika kamu berhasil mendapatkan foto yang instagram-able, meng-uploadnya, dan mendapat ratusan likes, melainkan cukup dengan berdiri di pinggir pantai bersama sahabat, tertawa, dan menikmati matahari yang membakar kulit. Sesederhana itu, menikmati momen tanpa membaginya ke dunia luar—hanya kepada orang yang sedang berada di sebelahmu, tanpa check-in, tanpa diedit, tanpa hashtag, tanpa quotes indah yang dipikirkan atau dicari selama berjam-jam.

Temukan bahagiamu!

picturetakenfrom:pinterest.com




No comments:

Post a Comment