Sudah
berapa kali kamu mengganti bukumu, lalu memulainya dengan lembar yang baru?
Lima? Sepuluh? Dua puluh? Lima puluh? Bila kamu sudah mengganti bukumu lima
puluh kali, pasti kamu sudah mahir menulis, ya? Atau, tidak juga? Atau malah
kamu semakin sulit menulis dengan tanganmu yang renta itu?
Kalau
kamu menulis buku baru, jangan buang buku-buku lamamu. Sama seperti seorang
penulis yang tidak pernah membuang karya lamanya walaupun karya tersebut ia
anggap buruk, atau hanya setengah selesai. Buku lamamu bukan sampah. Suatu hari
nanti, kamu dapat mengambil satu di antara buku-buku lamamu dan membacanya.
Kamu mungkin akan membaca sambil tertawa karena merasa konyol pernah
menuliskannya, atau mungkin kamu akan menangis, atau menyesal, atau marah, atau
kecewa. Apa pun yang kamu rasakan, jangan buang buku-bukumu. Mereka adalah
pencerita yang baik perjalanan hidupmu. Kelak, mungkin kamu dapat membacakannya
pada anak cucumu yang duduk di pangkuanmu.
Namun,
yang paling penting di antara buku-buku yang pernah kamu tulis adalah bukumu
yang sekarang. Buku yang baru saja dibuka dan masih penuh dengan
halaman-halaman kosong yang menanti untuk diisi. Buatlah cerita yang
mengesankan, hingga jika saatnya nanti kamu harus menggantinya dengan yang
baru, kamu akan dengan bangga menutupnya dan menyimpannya baik-baik dalam
lemari kacamu.
Selamat
menulis halaman satu.
Happy New Year!