Dua hari yang lalu saya melewati hari terakhir saya di sekolah. Lega rasanya menyadari bahwa segala kepenatan ujian akhir akan segera usai. Setelah hari itu tidak akan ada lagi kepanikan-kepanikan menjelang ujian, tidak akan ada lagi acara belajar untuk mempersiapkan ujian. Seharusnya hari itu menjadi hari yang menyenangkan yah? Setidaknya itulah pikiran saya beberapa bulan yang lalu, saat saya dan teman-teman sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan diri menghadapi UN. Rasanya ingin semuanya cepat-cepat selesai, lepas dari kewajiban mengikuti BTA setiap sabtu, pemantapan setiap sore sepulang sekolah, dan jadwal pelajaran intensif yang kerap membuat otak panas. Tidak jarang juga saya membayangkan asiknya bersantai-santai di rumah setelah semua ujian itu selesai.
Namun, ternyata semua pemikiran itu keliru. Hari terakhir saya di SMA tidak membuat saya merasa senang. Hari itu saya benar-benar menyadari kalau rutinitas yang sudah saya jalani selama 3 tahun tidak akan pernah saya alami lagi. Mendadak saya rindu dengan ulangan-ulangan yang sering membuat saya stress, tugas-tugas yang membuat waktu bermain saya tersita, teguran guru ketika seragam saya tidak dimasukkan, suasana kelas yang ribut saat pelajaran kosong, usaha untuk mencontek dan memberi contekan (yang ini jangan ditiru yah...) Ketika menjalani semua rutinitas itu, tidak pernah terlintas dalam benak saya kalau suatu hari nanti saya akan merindukan hal-hal yang merepotkan tersebut.
Hari itu kami berfoto-foto untuk mengabadikan hari terakhir kami di sekolah. Kami tertawa, bercanda seperti biasa, tapi dalam hati saya ingin menangis... Membayangkan kalau hari-hari menyenangkan seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi. Kami mungkin masih bisa hangout atau sekadar ngumpul-ngumpul, tapi pahit manisnya kehidupan SMA yang telah kami lalui tidak akan pernah terulang lagi, itulah hal yang paling absolut dan tidak dapat diubah oleh siapapun.
Well, satu hal yang sangat saya sadari, apapun yang terjadi sang waktu tidak akan berputar kembali. Kalau hal itu mungkin terjadi, saya pengen banget mengulang lagi masa SMA saya... Tapi, balik ke kenyataan, saya hanya berharap kalau semua hal berharga yang udah kami jalani dan dapatkan selama 3 tahun ini nggak pernah jadi hal yang sia-sia.
Ternyata benar yah kata orang, kalau kita baru menyadari sesuatu itu berharga banget setelah kita kehilangannya...
Namun, ternyata semua pemikiran itu keliru. Hari terakhir saya di SMA tidak membuat saya merasa senang. Hari itu saya benar-benar menyadari kalau rutinitas yang sudah saya jalani selama 3 tahun tidak akan pernah saya alami lagi. Mendadak saya rindu dengan ulangan-ulangan yang sering membuat saya stress, tugas-tugas yang membuat waktu bermain saya tersita, teguran guru ketika seragam saya tidak dimasukkan, suasana kelas yang ribut saat pelajaran kosong, usaha untuk mencontek dan memberi contekan (yang ini jangan ditiru yah...) Ketika menjalani semua rutinitas itu, tidak pernah terlintas dalam benak saya kalau suatu hari nanti saya akan merindukan hal-hal yang merepotkan tersebut.
Hari itu kami berfoto-foto untuk mengabadikan hari terakhir kami di sekolah. Kami tertawa, bercanda seperti biasa, tapi dalam hati saya ingin menangis... Membayangkan kalau hari-hari menyenangkan seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi. Kami mungkin masih bisa hangout atau sekadar ngumpul-ngumpul, tapi pahit manisnya kehidupan SMA yang telah kami lalui tidak akan pernah terulang lagi, itulah hal yang paling absolut dan tidak dapat diubah oleh siapapun.
Well, satu hal yang sangat saya sadari, apapun yang terjadi sang waktu tidak akan berputar kembali. Kalau hal itu mungkin terjadi, saya pengen banget mengulang lagi masa SMA saya... Tapi, balik ke kenyataan, saya hanya berharap kalau semua hal berharga yang udah kami jalani dan dapatkan selama 3 tahun ini nggak pernah jadi hal yang sia-sia.
Ternyata benar yah kata orang, kalau kita baru menyadari sesuatu itu berharga banget setelah kita kehilangannya...