Entah
kenapa akhir-akhir ini selalu ketemu ayat ini, Kolose 3:2 ‘Pikirkanlah perkara
yang di atas, bukan yang di bumi’. Beberapa hari yang lalu dengar khotbahnya
Bill Johnson tentang Thinking From The Throne, di salah satu bagian dari
khotbahnya beliau ngebahas tentang ayat ini. And somehow, ayat ini nyangkut dan sempat bikin kepikiran. Terus
waktu lagi bolak balik buku Battlefield of the Mind-nya Joyce Meyer, ketemu
lagi sama ayat ini. Saya sempat berhenti di halaman itu, baca isinya, tapi ya
udah gitu aja. I closed the book and
tried not to think about it.
Nggak
lama setelah hari itu, waktu lagi iseng-iseng buka Tumblr karena kebangun
subuh-subuh, ayat ini muncul lagi Colossians
3:2, ‘Set your minds on things above, not on earthly things’, lengkap
dengan renungan di bawahnya. Sempat kepikiran sih kenapa ayat ini muncul terus,
tapi berhubung saya ketemu ayat itu pagi-pagi buta, saya nggak terlalu
konsentrasi juga bacanya. Dan dua malam lalu, waktu lagi saat teduh, bacaannya
pas banget dari Kolose 3, dan ayat masnya—lagi-lagi, Kolose 3:2. Waktu ayat ini
muncul untuk yang kesekian kalinya, saya benar-benar diam. Kok bisa ya? Padahal
buku yang saya pakai untuk renungan hari itu adalah buku yang udah lama nggak
saya sentuh. Tanpa alasan yang jelas saya pengen aja pakai buku itu lagi.
Waktu untuk yang keempat kalinya ayat ini muncul, saya langsung mikir, ini gara-gara saya yang
kurang peka apa gimana ya? (I know I am
an insensitive person, a friend once told me that). Pardon my insensitivity, padahal udah di’kode’ berkali-kali, but gratefully He never gives up on me,
hehe... Dan malam itu dalam hati saya langsung nanya,”Oke, jadi Tuhan mau
bilang apa dari Kolose 3:2 ini?”
Set your minds on things above, not on
earthly things. Saya mengingat-ingat apa aja yang sudah saya baca dan
dengar tentang ayat ini beberapa hari belakangan. Intinya sih semua bilang
bahwa penting bagi kita untuk punya pola pikir yang benar tentang apa yang kita
hadapi—pola pikir kerajaan Allah. For
we’ve been raised with Christ, it is
important for us to think like Him. Penting bagi kita untuk punya fokus
yang benar dalam melihat segala sesuatu. Kadang fokus yang salah bisa membuat
kita putus asa, dan akhirnya kita nggak bisa melihat rencana indah yang sudah
Tuhan sediakan dibalik semua kesusahan kita. Kayak bangsa Israel yang dituntun
keluar dari tanah Mesir, padahal Tuhan udah pasti bakal bawa mereka ke
Kanaan—tanah perjanjian yang berlimpah susu dan madunya, tapi mereka malah
ngeluh. God promised them freedom and
prosperity, yet they complained a lot and worried over things (food, water, and
all the earthly things you can name). Dan apa yang didapat bangsa Israel?
40 tahun berputar-putar di padang gurun. Mereka yang sejak awal mengeluh
mungkin akhirnya nggak bisa mengecap enaknya hidup di Kanaan.
If you read my post earlier, I wrote that
one of my biggest issues right now is the over-worrying mind. Baca kolose 3
berulang-ulang, dan berkali-kali diingetin “Hey,
you’ve been redeemed. For you died, and your life is now hidden with Christ in
God. When Christ, who is your life, appears, then you also will appear with him
in glory. Everything has been overcome by the Lord”. Jadi kenapa khawatir?
Semua udah diatur kok, God knows what
comes in the end. Worrying only draws
your happiness away, dan lagi, apa yang kita khawatirkan sebenarnya belum
tentu akan terjadi kan? Kayak yang seorang teman saya bilang ketika saya cerita
tentang kekhawatiran saya,”Semua itu kan masih ‘kalau’”. Siapa yang bilang
bahwa semua ‘kalau’ itu akan terjadi? And
again, set your minds on things above, not on earthly things.
No comments:
Post a Comment