Saturday, December 24, 2011

One Day Before Christmas: Jesus and Santa

Happy Christmas eve!
Been so busy here, cause I am a last-time-packer, and my flight is at 5.00 pm this afternoon:)
But, here is an interesting and cute video about who are we celebrating in Christmas:


Remember, Christmas isn't Christmas without Jesus in your heart.
So, here is my heart, LORD.

Thursday, December 22, 2011

Three Days Before Christmas: Learn From A Great Mother

Happy mother's day to all fabulous mom! Today is also my parents' anniversary, happy for them :)
Speaking of mother's day, Maria is a figure of a great mother of Jesus, agree? And this is a lesson that I got from warungsatekamu.org:


Di sepanjang sejarah, Maria, ibu Yesus telah menerima penghormatan yang tinggi. Dan memang sepantasnya demikian! Maria adalah satu-satunya  wanita yang dipilih Allah untuk melahirkan Mesias yang telah lama dinantikan.
Namun, sebelum kita menyelami arti penting dari hidupnya, mari kita perhatikan apa artinya bagi Maria berserah menaati tugas yang diembannya. Tinggal di desa Galilea yang kecil dan amat terpencil di mana setiap warganya saling mengetahui keadaan masing-masing, Maria tentunya akan hidup dengan menanggung malu karena kehamilannya di luar pernikahan.
Menjelaskan kepada ibunya tentang kunjungan malaikat dan Roh Kudus mungkin juga tidak akan meredam masalah yang dihadapinya. Ditambah lagi,  kehamilan ini akan merusak rencana pernikahannya dengan Yusuf. Dan berbicara soal Yusuf, bagaimana Maria akan memberitahunya? Apakah Yusuf akan mempercayainya?
Dengan menyadari semua konsekuensi pribadi yang rumit ini, sangatlah menakjubkan mendengar jawaban Maria kepada malaikat yang membawa kabar tentang perannya sebagai ibu Yesus: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk. 1:38). Perkataan Maria ini mengingatkan kita bahwa kehidupan yang paling berarti seringkali diawali dengan hati yang rindu untuk berserah pada kehendak Allah, apa pun akibatnya.
Apakah ada pengalaman hidup yang berarti yang telah disiapkan Allah bagi Anda? Segalanya dimulai dengan sikap yang berserah pada-Nya.



Wednesday, December 21, 2011

Four Days Before Christmas

I really love this song:


Seorang Anak t'lah lahir untuk kita
Seorang putera dib'rikan
Lambang pem'rintahan di atas bahu-Nya
Dan nama-Nya pun disebut orang

Penasehat ajaib
Allah yang perkasa
Bapa yang kekal
Raja damai

Sambutlah Dia
Yesus Tuhan
Jurus'lamat dunia



Isaiah 9:6 For to us a child is born, to us a son is given, and the government will be on his shoulders. And he will be called Wonderful Counselor, Mighty God, Everlasting Father, Prince of Peace.
Click to play the song :)

Tuesday, December 20, 2011

Five Days Before Christmas: What's Your Christmas Wish?


Bahagia itu sederhana, seperti berada di rumah saat Natal.

This Christmas seems to be fun if I’m staying at Jakarta. Bukan hanya kebaktian malam natal, natal, dan perayaan natal, tapi juga ada acara camp aktivis, dan kemarin saya baru saja diajak ikutan Christmas Carol L Sayang banget nggak bisa ikut karena harus ke New Zealand. NZ sounds great too, tapi benar ya kata orang, Christmas is the time when you get homesick. Natalan di Indo pasti seru kalau saya bisa milih untuk stay. Belum lagi ada rencana ke puncak bareng teman-teman SMA, yang nggak bisa kesampaian karena waktu libur saya yang terlalu pendek dan padat.

Christmas wish: Semoga Natal tahun depan saya di rumah, di Jakarta, ikut seluruh rangkaian kegiatan Natal di gereja bareng teman-teman dan keluarga. Semoga tahun depan ada camp aktivis lagi, semoga tahun depan diajak ikut Christmas Carol lagi. Semoga kegiatan Natal tahun depan lebih seru dari tahun ini. Semoga tahun depan saya benar-benar Natalan.

Monday, December 19, 2011

Six Days Before Christmas



Dalam setiap perayaan Natal pasti ada acara tukar kado. Saya sendiri suka sekali ikut yang namanya tukar kado. I love surprises, dan bagi saya tukar kado selalu penuh dengan kejutan. Kita sama sekali nggak tahu kado apa yang akan kita dapat dan dari siapa kado itu. Sering kali kita mendapatkan kado yang harganya jauh lebih murah daripada yang kita beri, tapi tidak jarang juga kita mendapat yang lebih mahal. Well, expensive doesn’t mean better, rite?

Tapi gimana kalau kado yang kita dapat jauh lebih jelek? Pernah waktu itu SMP saya ikut tukar kado dan saya mendapat permen. Padahal jelas-jelas peraturannya no food and drink. Kesal? Jelas! Tapi toh itu tidak membuat saya kapok ikut tukar kado. Kemarin, di Natal Kaum Muda saya dapat tempat makan, waktu membuka bungkusnya saya pikir lumayanlah, tapi begitu melihat kotak tersebut lebih seksama ternyata benda itu pecah di bagian sudutnya. Sedikit kecewa memang, tapi bisa saja si pemberi tidak menyadarinya atau kotak itu pecah setelah di bungkus kan? Mungkin kotak itu tidak bisa lagi difungsikan sebagai tempat makanan, tapi masih bisa digunakan untuk tempat pernak-pernik atau aksesoris saya. Tentu saja saya juga pernah mendapat banyak kado yang berkesan seperti album foto dan cangkir, barang-barang yang mampu mengingatkan saya akan momen natal kala saya mendapatkannya.

Menurut saya, hidup juga seperti acara cross kado. Penuh kejutan. Kita memberi, tapi kadang menerima imbalan yang jauh dari harapan, atau bahkan mendapat sesuatu yang melebihi ekspektasi. Kita tidak pernah tahu. Namun, satu hal yang pasti, saat kita menjadikan imbalan sebagai motivasi kita dalam memberi kita akan lebih sering merasa kecewa. Namun saat kita memberi dengan kerelaan, maka apa pun yang kita dapatkan akan terasa lebih baik, seperti kotak makan yang pecah tadi. Memberi dengan ikhlas memampukan kita untuk mensyukuri apa yang kita dapat. Jadi, daripada memikirkan ‘Apa ya yang akan saya dapat?’ pada saat memilih hadiah untuk cross kado, saya lebih suka berpikir’Apa ya yang dapat membuat penerimanya senang ketika mendapatkan kado saya?’ atau,’Barang apa yang kira-kira berguna dan dapat selalu di pakai oleh si penerima?’

Jadi, apa hadiah mu untuk tukar kado tahun ini?
Remember, giving is always better than receivingJ

Sunday, December 18, 2011

Seven Days Before Christmas: God, This Is Me


picturetakenfrom:weheartit.com

Yay, today I went to Natal Kaum Muda!

NKM kali ini judulnya 'The Gift: From Him, By Him, For Him'. Dengan nuansa etnik ibadahnya pun dikemas secara unik dan beda. Kalau biasa ada pemimpin liturgis di depan, di NKM tahun ini jalannya ibadah diambil alih oleh slide. Sebagai ganti PL, ada dalang dan anaknya yang membukakan pada jemaat mengenai cerita kelahiran Kristus. Good job buat sie acara yang berhasil membuat konsep yang oke banget J

Sebenarnya sih dibalik judulnya yang berarti kado, tujuan sasaran utama yang ingin dicapai adalah menumbuhkan rasa sense of belonging. Apa maksudnya? Nah, ini beberapa poin yang saya dapat dari ibadah Natal tadi:

  1. Kelahiran Kristus merupakan kado terbesar bagi manusia. Dia yang agung, rela menjadi bagian dari kita manusia yang hina.
  2. Tuhan Yesus bahkan rela dihina, dipandang rendah, dicaci maki, bahkan mati untuk kita. Sungguh sebuah anugerah yang begitu istimewa.
  3. Karena kita sudah menerima kado terindah dari Bapa, sudah sepatutnyalah kita memberikan yang terbaik pula bagi Dia.
  4. Memberikan yang terbaik tidak harus dalam wujud materi loh. Contohnya saha dalam pelayanan. Sudahkah pelayanan kita selama ini layak dijadikan persembahan yang berkenan di mata Dia? Sudahkah kita menempatkan hati kita dalam setiap pelayanan kita?
  5. Dalam contoh yang lebih sederhana. Saat kita menjadi jemaat, duduk dalam sebuah kebaktian, sudahkah kita menyembah Dia dengan segenap hati kita? Sudahkah kita bernyanyi sungguh? Adakah kita rindu mendengar Firman-Nya.
  6. Hal-hal di atas baru bisa kita lakukan jika kita mempunyai sense of belonging atas karunia-Nya. Rasa memiliki membuat kita sadar untuk mempersembahkan seluruh hidup kita dan memberikan yang terbaik pada Bapa.
  7. Jadi, yuk sama-sama bertekad untuk memberikan kado terindah bagi Tuhan dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan!

Saturday, December 17, 2011

Thursday, December 15, 2011

Ten Days Before Christmas: Think Like You're Ten

picturetakenfrom:weheartit.com

Petang yang sejuk di Jakarta. Anna menghirup dalam-dalam aroma tanah yang naik ke permukaan. Hujan baru saja reda beberapa saat lalu. Kini, di tengah taman yang masih lembab, ia mengayunkan dirinya sekencang mungkin, tidak peduli dengan tempat duduk yang membuat celananya basah.

“Senang banget,” seorang anak laki-laki berusia sepuluh tahun yang sebaya dengannya berkomentar. Entah sejak kapan ia berada di sana, ikut berayun di sebelah Anna, namun dengan ritme yang lebih pelan.

Senyum di wajah Anna belum juga pudar. Ia memejamkan mata, menikmati angin sore yang menyentuh kulitnya. “Tentu saja aku senang”.

“Kenapa?” tanya anak laki-laki itu tanpa menoleh.

“Karena sebentar lagi Natal,” tegas Anna. Hari ini adalah hari terakhir ulangan umum dan itu berarti liburannya di mulai. Liburan di bulan Desember yang dingin seperti ini berarti satu: Natal! Anna suka sekali!

“Kenapa?” anak itu bertanya lagi, membuat dahi Anna berkerut. Apa temannya ini cuma bisa bertanya ‘kenapa’ ya?

“Kenapa kamu suka Natal? Memang apa yang spesial dari Natal?” anak itu melanjutkan, seolah mengerti kebingungan Anna.

“Hmm… “Anna berpikir sejenak,”Soalnya kalau Natal ada kado!”

“Kado?” alis lawan bicaranya terangkat,”Nggak usah Natal juga Mama dan Papa biasa ngasih aku kado. Setiap aku ulang tahun, dapat nilai bagus, atau bantuin Mama dan Papa”.

Anna terdiam. Iya juga ya. Ia mencari alasan lain,”Nggak cuma kado. Kalau Natal pasti ada pohon natal yang cantik!”

“Memangnya pohon natal cuma bisa dipasang saat Natal?”

Anna kembali berpikir. Betul juga sih, kan tidak ada peraturan yang melarang memasang pohon natal di hari biasa.

“Kalau gitu gimana dengan perayaan natal? Drama natal? Aku paling suka nonton drama natal di gereja,” Anna kembali berargumen.

“Aku punya banyak rekaman drama natal yang bisa aku putar kapan saja,” jawab anak laki-laki disebelahnya,”Lagu-lagunya juga”.

Anna menggigit bagian bawah bibirnya gemas. Ia kehabisan kata-kata. Ia tahu ada yang spesial dengan Natal, sesuatu yang membuatnya bersemangat dan gembira. Tapi, apa?

Menurut kamu, apa?


As little children we'd dream of Christmas morn... And all the gifts and toys we knew we’d find... But we never realized a baby born one blessed night... Gave us the greatest gift of our lives

Wednesday, December 14, 2011

God's Own Fool

Eleven Days Before Christmas: What Does Christmas Mean?


picturetakenfrom:weheartit.com

Pertanyaan ini muncul saat saya sedang merasakan banget euforia Natal sampai nggak peduli OSCE (ujian praktik). Apa pun deh hasil OSCE nantinya, yang penting sebentar lagi Natal. Rasanya sudah nggak sabar merayakan Natal di gereja. Saya sampai janji nggak akan nangis seandainya nanti OSCE nggak bisa, padahal semester lalu saya pulang sambil sesegukkan waktu merasa saya nggak bisa ujiannya. Well, kembali ke pertanyaan awal.
Everbody loves Christmas, but what does it really mean anyway?
Di bawah ini adalah pendapat saya tentang Natal.

  1. Natal itu sukacita. This is the happiest season of all, rasanya sayang banget kalau bulan ini diisi dengan yang sedih-sedih, galau, dan putus asa. Everybody deserves to be happy, because He comes to bring joy, love, and peace.
  2. Natal itu meriah. Semarak. Baik karena dekorasi natal di mana-mana maupun karena atmosfer hangat yang ditawarkannya. Apalagi kalau dengar lagu Natal, I can’t help myself not to smile J
  3. Natal itu damai. Rasanya kalau Natal suasananya jadi lebih syahdu dan tentram. Saya paling suka momen malam Natal saat menyalakan lilin dan menyanyikan O Holy Night. It is an irreplaceable moment!
  4. Natal itu anugerah. The best gift ever. Bukan karena kebaikan manusia, bukan karena kesetiaan manusia, tapi semata-mata karena kasih Allah. Makanya, Natal menurut saya adalah sebuah kado terindah.
  5. Natal itu kebersamaan. Natal adalah saat untuk pulang. Kumpul dengan keluarga dan orang-orang yang kamu kasihi untuk berbagi cerita apa-apa saja yang telah dilalui. Christmas is a catch up moment I think.
  6. Natal itu kasih. Tanpa kasih saya yakin Natal hanya akan menjadi sekadar selebrasi tanpa kesan. Share the love and you’ll have Christmas in your heart.
  7. Natal adalah sebuah refleksi. Nggak harus nunggu tahun baru untuk melihat apa saja yang telah kita perbuat selama setahun. Natal adalah waktu yang nggak kalah tepat untuk berefleksi, melihat apakah kita sudah benar-benar menghargai kasih yang diberikan-Nya pada kita.
  8. Natal adalah kabar gembira. Kelahiran Kristus itu berita gembira bagi saya, kamu, dan seluruh dunia. Sudah seharusnya disambut dengan gembira juga dan tentu saja dengan rasa syukur.
  9. Natal itu sibuk. Saking sibuknya kadang kita lebih banyak menjadi seperti Marta daripada Maria. Saya selalu berpikir sayang sekali kalau event setahun sekali ini harus dihabiskan dengan repot kanan-kiri, nyiapin ini itu. Kamu akan kehilangan esensi Natal pada akhirnya, you’ll lose the moment. Bukannya pelayanan itu nggak penting, tapi ada baiknya di tengah pelayanan pun kita tetap memberikan hati dan telinga untuk mendengar.
  10. Natal itu berbagi. Ini adalah waktu yang tepat untuk berbagi, entah itu cerita, pengalaman, sampai materi pada saudara-saudara kita yang membutuhkan. Menurut saya, berbagi adalah salah satu hal yang membuat kita merasakan sukacita Natal.
  11. Dan yang terakhir, tapi menurut saya PALING PENTING, Natal nggak akan berarti tanpa Yesus di hati. Tanpa kelahiran Juru Selamat saya pikir there’ll we no Christmas. Atau kalau pun ada, saya nggak akan merasa sebahagia dan se-excited ini. There is ‘CHRIST’ in ‘Christmas’ after allJ


Tuesday, December 13, 2011

Monday, December 12, 2011

Lakon Pada Suatu Ketika


Sebuah animasi karya anak Indonesia. Hope this can bring Indonesian animation to the rise!

Sunday, December 11, 2011

Pay It Forward

picturetakenfrom:roguestatus.edublogs.org

The best way to appreciate GOD's blessings is by paying it forward

Wednesday, December 7, 2011

Enjoy Your Life From... NOW!


picturetakenfrom:piccsy.com

Aging. Tambah tua. Nggak ada yang bisa menghindari hal satu ini, kecuali Benjamin Button:) Bahkan bayi yang baru lahir pun sudah ditakdirkan untuk bertambah tua. Bedanya, kalau anak-anak akan senang jadi dewasa, banyak orang dewasa tidak senang tambah tua. Kalau anak-anak bertambah besar, maka akan lebih banyak hal yang bisa dilakukannya sendiri; sedangkan jika orang dewasa bertambah tua, lama kelamaan ia akan semakin bergantung. Begitulah siklus kehidupan, lahir dengan ketidakberdayaan dan mati dengan ketidakberdayaan pula.

Saya melihat, menyaksikan sendiri secara langsung kemunduran fisik Oma saya dari tahun ke tahun. Dari yang tadinya masih segar bugar, sering ikut kegiatan di gereja, sampai sekarang kalau jalan sudah harus dituntun. Dari yang tadinya telaten memandikan adik saya yang masih bayi, sampai sekarang gantian beliau yang harus dimandikan. Rasanya menjadi tua adalah hal yang menakutkan. Belum lagi ketika seseorang menjadi tua, semakin sedikit yang bisa dikerjakan, lantas bagaimana caranya menghabiskan waktu? Sebuah pertanyaan pernah terlontar dari mulut Papa saya,”Seberapa lama sih efektifnya hidup manusia?”

Sebuah percakapan kemudian timbul. Anggaplah kita sekolah, kuliah, sampai umur 21, 25 paling lama, kemudian mencari pengalaman kerja. Kalau ingin lebih maju maka mulai merintis usaha dari umur 28 sampai 30. Tentu butuh waktu yang lama untuk membuat sebuah usaha mapan, hitunglah kira-kira sepuluh tahun, jadi kita sudah berumur 40. Dari umur 40, berapa lama sih seseorang bisa tetap sehat, tanpa penurunan kondisi fisik? Sepuluh? Lima belas? Dua puluh? Berapa banyak waktu yang tersedia untuk menikmat hasil kerja keras kita? Sebandingkah itu dengan lamanya kita hidup?

Melihat Oma yang sekarang sudah pikun, sering lupa nama anak dan cucu, kadang juga disoriented soal waktu, rasanya berapa banyak pun harta nggak akan bisa membayarnya. Sehat itu memang segalanya ya.. Jadi, bersyukurlah atas apa yang kita miliki sekarang. Nikmat selagi mampu, supaya jika tiba saatnya semua itu diambil, kita sudah siap merelakannya dengan ikhlas:)

Saturday, December 3, 2011

World Disability Day



3 Desember, hari dis-abilitas sedunia. Hari yang mengingatkan kita pada saudara-saudara kita yang berbeda, memiliki kekurangan, tapi begitu luar biasa. Saya setuju sekali dengan kata difabled (different ability) yang belakangan ini ramai dibicarakan untuk menggantikan kata disabled. Kalau di tengah kekurangan mereka masih bisa berkarya dan beraktivitas normal, rasanya tidak layak jika mereka disebut disabled.

Menulis dan mengatakan panjang lebar soal idealisme memperlakukan orang lain yang secara fisik memilki kekurangan memang mudah. Tapi kenyataannya, saya (dan mungkin teman-teman juga) mungkin belum melakukannya dalam praktik sehari-hari.

Saat melihat orang lumpuh, sering kali yang menjadi pusat perhatian kita adalah kursi rodanya, bukan orangnya. Saat melihat orang buta, kita terlebih dulu melihat tongkatnya dan bukan orangnya. Saat bertemu orang pengidap autisme, kita sudah terlebih dulu mencap mereka bodoh. Kita lebih sering melihat kekurangan mereka, penyakit mereka, bukan mereka apa adanya. Padahal, apa sih yang paling mereka butuhkan? Uang? Materi? Alat bantu yang lebih canggih? Kadang kita menyumbang untuk mereka, merasa kita sudah memberi banyak, tapi ternyata yang mereka butuhkan adalah hal yang jauh lebih sederhana: PENERIMAAN.

Saat kita menyisihkan sedikit apa yang kita punya, sudahkah kita menerima mereka apa adanya? Maukah kita menjadi sahabat mereka? Memeluk mereka? Atau malah menolak mereka? Saya harap kita semua mau sama-sama belajar untuk tidak menjadi yang terakhir ya… Yuk, sama-sama memperlakukan mereka seperti kita memperlakukan diri sendiri!

Thursday, December 1, 2011

Happy December ALL!


picturetakenfrom:peachrose.tumblr.com

Desember. Bulan favorit saya. Bulannya liburan, ngumpul bareng keluarga, ketemu teman lama, dan yang paling ditunggu-tunggu, NATAL! rasanya kalau udah masuk Desember langsung terasa deh semangat Natalnya. Nggak peduli apa pun masalah yang lagi dihadapi, tetap saja nggak bisa mengalahkan sukacita Natal.

Oh ya, hari ini 1 Desember, banyak yang nulis December wish-nya di twitter. Banyak juga yang ngungkapin bahagianya masuk Desember. Tapi, janga lupa loh kalau hari ini adalah hari AIDS sedunia. Sudahkah kita menganggap mereka bagian dari masyarakat? Ngomong memang gampang ya, saya yakin praktiknya yang susah setengah mati. Jadi, yuk sama-sama belajar tidak mendiskriminasikan penderita HIV/AIDS J

After all, this is a month of celebration and joy. Banyak banget momen-momen seru selama satu bulan ke depan yang saya yakin sudah menunggu. So, enjoy your December and Christmas (for the Christian), I think everybody deserve to experience it!

Cheers!

Sunday, November 20, 2011

Test Your Awareness: Do The Test

Watch the video first, before you read my writings below :)
















Berapa banyak dari kita yang tidak melihat beruang hitam tersebut? Andai saja, kita tidak terlalu fokus pada tim putih sejak awal, tentu kita akan menyadari kehadiran Si Beruang. Life is just like that.
You need to see things in different perspective, that way you'll find it interesting:)

Tuesday, November 15, 2011

Garuda, Papua, dan Indonesia Bisa!



Meski bukan pecinta sepak bola, olahraga ini selalu saja membuat saya kagum. Sepak bola seakan selalu mampu membangkitkan antusiasme berbagai kalangan. Tidak peduli usia, ras, ataupun status ekonomi, pertandingan sepak bola mampu menciptakan momen untuk duduk, menonton, dan berteriak bersama saat gol tercipta. Apalagi, kalau yang tengah berlaga adalah tim merah putih. Melebihi cabang mana pun, sepak bola selalu mampu membangkitkan nuansa nasionalisme yang kental.

Saya bukan penikmat sepak bola, tapi siapa sih yang tidak bangga melihat Garuda Muda berlaga di SEA GAMES tahun ini? Setelah unggul melawan Thailand, perlahan namun pasti timnas U-23 ini melaju untuk menggiring Indonesia menuju kemenangan. Tentu saja keberhasilan mereka menimbulkan euforia yang luar biasa.

Bicara tentang euforia, jangan lupa pula dengan para pemain yang memegang peran utama di dalamnya. Satu yang menarik perhatian saya, tahun ini nampaknya cukup banyak gol-gol yang diciptakan oleh saudara kita dari tanah Papua. Sebut saja Patrich Wanggai dan Ferdinan Sinaga yang menyumbangkan dua gol pada pertandingan melawan Thailand yang lalu. Luar biasa mungkin adalah kata yang tepat bagi mereka. Di saat negara ini menganak-tirikan Papua, mereka justru rela maju ke lini terdepan untuk membela tanah air dan membuktikan bahwa mereka mampu.

Mungkin, tidak perlu menghakimi pemerintah dulu atas perlakuan mereka terhadap Papua. Saya yakin masih banyak diantara kita yang memandang mereka berbeda. Dimulai dari diri sendiri, sebuah pertanyaan penting yang rasanya patut untuk diajukan:
Sudah kah kita menganggap mereka saudara kita sendiri? 
AYO, INDONESIA BISA!