Here
I am
Begging
for certainty again
But
simple trust
Is
what you're asking me to give
If I
am saved
You
tell me it will not be by sight
So
when I pray
I'll
close my eyes, I'll close my eyes
I'll
reach for your hand in the night
When
the shadows swallow the light
'Cause
I'm giving up, giving in
Once
again a childlike faith
Is
my only way
To
see in the dark
The
question mark
Hung
at the end of every fear
Is
answered by
The
promise that you are with me here
And
that's all I've got
When
the lights go out and I lose my way
So
I'll close my eyes
I
won't be afraid, I won't be afraid
If
every star falls and the sun fails to rise
Still
in my blindness I'll see
If
You are my help, my hope and my vision
One
step at a time You will lead
And
I'll reach for your hand in the night
When
the shadows swallow the light
'Cause
I'm giving up, giving in
Once
again a childlike faith
Is
my only way
—Jason
Gray
Lagi
dengerin lagu-lagunya Jason Gray dan lagu ini keputer. Lagunya lagi sesuai
banget sama keadaan hati, hihi… And this
phrase lingers: A childlike faith.
A childlike faith itu… yang seperti apa?
Lagi
mikir sambil dengarin lagu ini, tiba-tiba keinget khotbah yang belum lama saya
dengar. Khotbahnya membahas tentang kisah yang udah nggak asing lagi—Yesus
memberi makan lima ribu orang, dan bagaimana seorang anak kecil rela memberikan lima
roti dan dua ikannya untuk lima ribu orang yang ada di sana. Waktu itu konteks
khotbahnya tentang memberi sih, but
somehow saya berpikir bahwa anak ini punya lebih dari sekadar kerelaan
untuk berbagi.
Saya
membayangkan kalau saya jadi anak kecil itu, duduk di tengah-tengah lima ribu
orang dan tahu bahwa mereka butuh makanan, saya mungkin akan tetap memakan
bekal saya sendiri. Bukan karena nggak mau berbagi, tapi simply karena 5 loaves and 2
fish for 5000 people are making no sense! Mau dipotong sampai sekecil apa
sampai semua orang kebagian? Dan kalau pun bisa, nggak mungkin kan mereka
kenyang?
Tapi
hebatnya, anak kecil ini punya iman. He
has faith that most of people nowadays don’t have. Anak kecil ini nggak
lupa bahwa ia punya Tuhan yang besar—yang bisa melakukan apa aja, yang bisa
mencukupkan segala sesuatunya. Anak kecil ini benar-benar percaya bahwa Tuhan
yang baru saja ia dengar khotbahnya, adalah Tuhan yang sanggup.
Bagi
anak ini, hari itu mungkin merupakan kesempatan sekali dalam seumur hidup ia
bisa mendengar Tuhan Yesus berbicara. Di zaman itu, Alkitab tentunya nggak
selengkap sekarang, yang ada hanya kitab taurat. Tapi dengan keterbatasan itu, this kid has such faith in Him.
Lalu
pertanyaan ini muncul: ‘Kalau kamu gimana, Cil?’ saya tiap Minggu datang ke
gereja. Saat teduh dan baca Alkitab tiap hari. But I do still worry over things. Like God hasn’t proof to me enough, I ask such questions like, ’What if things went this or that? What if I
failed? God, I don’t think I can do that, it’s too much’. I let fear overpowers
me.
Mendengar
lagu ‘A Way to See in The Dark’-nya
Jason Gray atau mengingat khotbah di atas nggak lantas membuat saya berhenti
khawatir sih. But at least I know the
right thing to do—to have a faith like the child. Untuk beriman, bahwa apa
pun yang ada di depan akan baik-baik aja. It
will be just fine, cause I have a Lord who provides everything.
If You are my help, my hope and my vision
One step at a time You will lead
Yes, You will :”)
No comments:
Post a Comment