There was this short movie competition held by a church several months ago. Temanya tentang buah-buah roh, dan kebetulan gereja saya ikutan. Waktu teman saya bilang,“Kita ambil buah rohnya pengendalian diri aja,” saya langsung tertarik. Menurut saya tema ini relate banget sama kehidupan remaja—dan mungkin pemuda juga, terutama pengendalian diri dari hawa nafsu pornografi.
Berapa banyak dari kita yang jatuh dalam dosa pornografi? Berapa banyak dari kita yang pernah buka—baca, nonton konten pornografi? Berapa banyak dari kita yang awalnya cuma penasaran dan ikut-ikutan teman, tapi akhirnya jadi kecanduan pornografi? Berapa banyak dari kita yang jatuh dalam dosa seksual? By the way, pertanyaan ini nggak cuma untuk teman-teman yang laki-laki, tapi juga untuk yang perempuan.
The next questions are, berapa banyak dari kita yang tahu teman kita jatuh dalam dosa tersebut tapi nggak berani speak up? Berapa banyak dari kita yang tahu teman kita kecanduan tapi nggak berusaha nolong? Berapa banyak dari kita yang malu ngomongin hal-hal yang berbau seksual dengan sesama teman hanya karena kita dibesarkan dalam budaya timur yang serba ‘tabu’ ini itu?
Let me tell you this, kecanduan pornografi bukan cuma merugikan diri sendiri, tapi juga merugikan pasangan kita di masa depan. Bukan cuma menghancurkan diri sendiri, tapi juga mendukakan hati Tuhan dan pasangan hidup kita nantinya. Lust doesn’t go away once you’re married. If you are addicted to porn before marriage, it doesn’t go away, it just gets hidden elsewhere. Kecanduan pornografi membuat kita kehilangan persepsi yang benar tentang aktivitas seksual. Porn addiction causes you to look at your partner through a “porn-filter.” You will never be satisfied, because you will always have a better image in the back of your mind.
Kalau kita udah nggak peduli dengan diri sendiri ketika nonton pornografi, coba pikir tentang orang yang kita kasihi. Think about someone you love—pacar, gebetan, orang yang kamu sayang. Think about your future husband/wife. Do you want to disappoint him/her?
You want to know how to make your partner feel worthless? Watch porn.
How to make him/her feel insufficient? Watch porn.
Pasti pernah baca Amsal 31 yang terkenal dengan kriteria godly woman kan? Ayatnya yang ke-12 bilang gini: “Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya”.
Kenapa sepanjang umurnya? Kenapa nggak sejak ia bertemu dengan suaminya atau sejak mereka menikah? Dari sini ide video ini muncul, intinya sih pengen bilang kalau kita punya kewajiban dan tanggung jawab untuk mengasihi dan menghargai pasangan kita seumur hidup kita, even sebelum kita ketemu dia. Sebelum kita kenal, jatuh cinta, pacaran, dan menikah. Caranya? Yah dengan menjaga kekudusan. Menjaga kekudusan bukan hanya perkara kita dengan Tuhan, tapi juga perkara kita dengan sesama kita—pasangan kita nantinya. Hidup kudus adalah cara kita menunjukkan kasih kita kepada pasangan kita, salah satu hadiah terindah yang bisa kita berikan untuk pasangan kita.
So here it is, Haven’t Met You Yet: (or you can click here if the video doesn't work)
“Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” –1 Petrus 1: 15-16
No comments:
Post a Comment