Ini
pertama kalinya saya nulis blog di jalan—di mobil. The traffic was awful, but luckily I bring my best friend—my laptop,
hehe… Kalau pada dengar berita, ada kebakaran di Jelambar, lokasi kebakarannya
persis di belakang kompleks saya, dan akses menuju rumah saya otomatis macet
banget sejak siang tadi.
When I bored, I write. When I thought about what
to write, I suddenly thought about the fire. Belakangan ini banyak banget
kebakaran, dan salah satu korban kebakaran hari ini adalah supir saya. The one who was driving at the front seat
while this post was written. I wonder what’s going on in his head. Kontrakannya
terbakar, dan hari ini ia harus tidur di tempat lain. Ditambah lagi, sampai
semalam ini dia masih harus mengantar saya pulang. Ketika pagi ini ia pergi
kerja, apa yang ada dipikirannya? Apa ia punya firasat sesuatu yang buruk akan
terjadi? Atau ia sama sekali tidak merasa apa-apa? Did he went to work happily this morning? What about now? Apa yang
sedang ia pikirkan—rasakan sekarang?
Then I looked to myself. Apa yang saya
alami dan lakukan hari ini? When I
thought about this, I feel ashamed. Hari ini saya banyak banget ngeluh.
Saya mengeluh karena harus masuk pagi dan pulang jam empat sore, padahal saya
masih bisa belajar di ruangan ber-AC. Hari ini saya mengeluh karena perjalanan
pulang saya dari kampus melelahkan sekali—saya baru sampai rumah pukul setengah
enam sore, padahal terlepas dari macet yang parah, saya masih bisa duduk dengan
nyaman di dalam mobil sambil mendengarkan radio. Hari ini saya mengeluh karena
tiba-tiba saya flu, padahal saya baru kena flu satu bulan yang lalu. Hari ini
saya mengeluh karena besok tiba-tiba ada kelas pengganti, padahal saya sudah
punya rencana untuk pergi ke suatu tempat. Hari ini saya mengeluh karena… banyak
hal.
Saya
mengeluh, padahal hari saya masih jauh lebih baik daripada hari yang dialami
supir saya. He has all the reasons to
complain. I don’t know what’s in his heart. But, I got one thing today, when
you’re about to complain for anything, remember that you don’t own the whole
world’s problems.
No comments:
Post a Comment