Mili
“Gue
capek. Capek maafin Dio untuk kesalahan yang sama berkali-kali. Capek ngasih
Dio kesempatan kedua lagi dan lagi. Kalau cinta rela disakiti berulang kali,
apa bukan bodoh namanya?”
Mario
“Hidup
gue? Neraka. Selama bokap masih minta gue untuk nerusin usahanya, gue nggak
akan benar-benar bahagia. Memang, apa yang salah sih kalau gue mau hidup dari passion gue? Apa bokap lebih milih
hubungan kami rusak ketimbang bisnisnya?”
Giska
“Umur
22, dan masih belum punya pacar. Bakal jadi apa ya hidup gue? Alasannya? Gue
takut mulai lagi. Gue takut jatuh dan merasa sakit lagi. Tapi, alasan
sebenarnya sih… Gue masih belum bisa melupakan dia”.
Jana
“Cewek
tuh benar-benar merepotkan! Maunya ini dan itu, tapi nggak pernah mau bilang.
Maunya dingertiin, tapi nggak pernah ngungkapin perasaannya. Gue kan bukan ahli
cenayang! Dan ketika dia nggak dapat yang dia mau, gue yang jadi sasaran!”
Erga
“Gue
masih dalam proses merelakan. Sakit banget ngeliat Alexa akhirnya lebih milih
dia ketimbang gue. Tapi bukankah cinta itu melepaskan? Membiarkan cinta lo
terbang sebebas mungkin”.
Keina
“Gue…
Masalah gue juga nggak lebih ringan dari lo semua. Hati gue juga babak belur
kok. Tapi, kita di pantai hari ini. Setelah sekian lama nggak ngumpul karena
kuliah masing-masing, rasanya sayang banget kalau langit secerah ini disia-siakan
untuk ngedumel. Let’s take a break and
have each other! Permasalahan kita nggak lebih besar dari persahabatan kita
kok!
picturetakenfrom:pinteret.com |
No comments:
Post a Comment