picturetakenfrom:21cineplex.com |
Akhirnya,
saya nemu juga teman yang mau diajak nonton film Indonesia, terutama film yang
nggak terlalu ‘terdengar’ seperti Demi Ucok. And I consider myself lucky, karena sehari setelah saya nonton Demi
Ucok, film ini udah nggak tayang lagi di bioskop mana pun di Jakarta kecuali
XXI Setiabudi.
Saya
sendiri tahu film ini pertama kali dari twit
seorang teman. Dia bilang film Demi Ucok bagus, tapi sayang penontonnya
sedikit. Lalu, saya coba cari trailernya, dan jadi tertarik untuk menonton.
Setelah nonton, I have no regret at all! Film
ini keren banget.
Demi
Ucok bercerita tentang kehidupan Glo, seorang wanita Batak berusia 29 tahun
yang ingin mengejar mimpinya: bikin film. Sementara, Sang Ibu, Mak Gondut, yang
merasa usianya tinggal sebentar lagi mati-matian mencarikan jodoh Batak untuk
Glo agar putri semata wayangnya itu dapat hidup bahagia. Film ini berkisah
tentang kasih sayang antara ibu dan anak, sekaligus perjuangan Glo
memperjuangkan mimpinya. Dituturkan dengan gaya komedi, film ini berhasil
membuat saya tertawa dan tersentuh sekaligus.
Saya
nggak pernah menyaksikan karya Sammaria Simanjuntak sebelumnya, tapi begitu
menonton Demi Ucok, saya langsung jatuh cinta dengan cara berceritanya. Film
kedua Sammaria ini terasa jujur dan personal. Mungkin itu yang menyebabkan
pesan-pesan yang disampaikan film ini terkesan sangat tulus.
Seseorang
yang saya kenal pernah berkata,”Once a
daughter/son, you’ll be daughter/son forever. Nggak peduli elo umur
berapa”. Dan menurut saya, film ini berhasil menggambarkan itu dengan baik. Mak
Gondut, seperti orang tua lain di seluruh dunia, harus rela melihat anaknya,
Glo, jatuh bangun dan menangis demi mengejar mimpinya. Sakit memang, dan ada
rasa tidak tega di sana, tapi setiap anak punya hidupnya sendiri. Punya mimpi
dan misinya sendiri di bumi, dan sudah jadi tugas orang tua untuk membiarkan
anak-anaknya terbang sendiri sekali pun yang mereka inginkan adalah melihat
anaknya tetap aman, nyaman dalam comfort
zone yang mereka ciptakan.
Melalui
Glo, saya merasa Sammaria sedang bercerita tentang dirinya, tentang mimpi
sekaligus passion-nya. Sebuah kutipan
dari film ini yang terasa ngena banget adalah: ‘Seseram-seramnya ibu kota,
masih lebih seram mimpi sendiri’. Dan saya langsung teringat quote satu ini: ‘If your dreams don’t scare you, they aren’t big enough’. Saya rasa
Glo adalah tokoh yang mewakili sebagian besar anak muda di negeri ini. Yang
ingin banget hidup dari passion-nya,
yang ingin banget mimpinya terwujud, tapi pada kenyataannya mengejar mimpi itu
sama sekali nggak gampang. ‘Nggak bisa dengan modal cinta doang,’ kalau kata
Glo. Apalagi kalau sebagian besar orang di sekeliling kita sudah menyerah, dan
akhirnya memutuskan untuk settle down.
It’s not easy to live your dream, but
it’s not impossible.
Buat yang belum nonton Demi Ucok, saya rekomen banget film ini. Bersiaplah untuk tertawa dan tersentuh karenanya.
Punya pesana moral dan nilai2 ya film nya ?
ReplyDeletejadi penasaran, cuma ini lagi serach diputer dimana, gak nemu..
kmu ntn dmn ?
Yep. Memang sedikit bioskop yang muter film ini, sayang banget :( Untuk jadwal hari ini bisa cek di http://t.co/kQymxznI
Delete