Yesterday, when I wanted to text my best
friend just to say hi and talk about anything, she suddenly texted me first. I
am glad we have that kind of ‘connection’, haha.
Lama
saya nggak ngobrol sama sahabat saya ini. Dan ada begitu banyak cerita yang
ingin saya ceritakan yang tentu saja akan sangat kepanjangan kalau diketik
lewat sms. Di saat-saat seperti ini saya selalu berpikir, beda kampus dengan
sahabat itu sangat menyebalkan.
Anyway, salah satu hal yang cukup
menarik bagi saya kemarin adalah kami membicarakan tentang komunitas. Dia
bercerita tentang semacam kelompok yang cukup besar di fakultasnya yang kini
sedang terpecah. Di akhir ceritanya ia berkata,”Emang susah ya kalau punya
kelompok yang terlalu besar. Akan ada titik di luar lingkaran di dalam kotak”.
Ya.
Mungkin pada kenyataannya manusia memang bertumbuh dalam kelompok kecil. Kita
bisa saja berteman dengan siapa saja, tapi pada akhirnya kita akan membutuhkan
sebuah kelompok kecil untuk tumbuh, untuk belajar, karena manusia akan lebih
mudah memperhatikan satu sama lain dalam lingkup yang lebih kecil. Bahkan di
gereja pun ada yang namanya komsel atau kelompok kecil. Nggak cukup dengan
kebaktian seminggu sekali di ruang ibadah, kita butuh kelompok untuk saling
berbagi dan menopang, saling belajar, saling mengingatkan. Dan kelompok itu
nggak perlu besar, karena seringkali kelompok yang lebih kecil akan menjadi
lebih efektif.
It means that we simply need our inner
circle to live. Who’s your inner circle?
No comments:
Post a Comment