I love rain. Maybe because things seem a
little bit different when it’s raining. Maybe because we can see things we
won’t see on usual day. Seperti melihat dua orang anak berseragam sekolah
yang asik mengobrol sambil menerobos hujan—seolah basah kuyup bukanlah hal
besar. Seperti melihat seorang bocah penjaja koran yang mengetuk jendela mobil
saya dengan tatapn iba. Atau, sesederhana merasakan kebaikan kecil dari orang
yang sama sekali tidak terduga.
It was pouring when I wanted to get back
from campus today, and I forgot to bring my umbrella. Setelah
berputar-putar mencari jalan keluar yang paling dekat dengan tempat parkir,
saya berkesimpulan bahwa nggak mungkin banget masuk mobil tanpa kebasahan.
Hujannya deras, dan angin yang kencang membuat saya kebasahan bahkan ketika
saya berdiri di tempat teduh. Saya menunggu, tapi sama sekali tidak terlihat
tanda-tanda bahwa hujan akan berhenti. Tidak betah menunggu terlalu lama tanpa
teman, saya berpikir untuk menerobos hujan saja. Tapi lalu saya melirik bawaan
saya—dua jilid skripsi yang baru saja jadi dan ditandatangani dosen. Saya lebih
rela diri saya yang kehujanan dibanding skripsi saya, namun menerobos hujan
berarti harus rela membiarkan dua buku hijau tersebut kebasahan. Saya menimbang
sejenak. Lalu ragu. Namun keputusan terakhir saya adalah tetap menerobos hujan.
Baru
saja hendak melangkah, tiba-tiba cleaning
service yang sejak tadi sibuk mengepel di sebelah saya bertanya,”Mau
kemana, Dek?”
“Mau
ke parkiran, Mas,” jawab saya sambil menunjuk mobil saya yang terlihat dari
tempat saya berdiri. Tidak terlalu jauh, tapi tetap saja mustahil berjalan ke
sana tanpa basah kuyup di hujan selebat itu.
“Oh,”
cleaning service yang tidak saya
ketahui namanya itu lalu bergegas ke belakang, kemudian meminjamkan saya sebuah
payung. “Ini pakai aja, Dek”.
Setengah
terkejut dan bersyukur, saya menerima payung tersebut sambil mengucapkan terima
kasih. Hari ini saya—dan skripsi saya, diselamatkan oleh seorang petugas cleaning service yang tidak pernah saya
sapa sehari-hari. And in the middle of
the rain I smiled, mungkin hujan nggak hanya meluruhkan awan yang menggumpal
pekat di langit sana, tapi juga meluruhkan kebaikan yang ada di hati sebagian
orang.
|
picturetakenfrom:pinterest.com |