Saturday, January 2, 2016

selamat tahun baru :)

Entah sial atau apa, tahun ini adalah tahun kedua saya menghabiskan malam tahun baru di rumah sakit. Rasanya ingin mengeluh, iri melihat teman-teman saya yang lain dapat menghabiskan malam tahun baru dengan berlibur di luar negeri, atau menunggu detik-detik pergantian tahun dengan makan malam bersama. Sementara saya, saya harus merelakan dua malam tahun baru saya berlalu begitu saja tanpa seremoni apa pun.

Tahun lalu, saya melalui malam tahun baru di sebuah rumah sakit di Sukabumi, dan harus puas dengan sepotong pizza ditengah-tengah kelelahan menerima pasien. Dan kemarin, saya menghabiskan malam tahun baru saya di sebuah ruang perawatan intensif, ditemani bunyi monitor sebagai penghitung waktu mundur menuju tahun baru. Kesal rasanya, saya ingin protes, tapi toh saya sadar, siapa saya hingga saya berhak untuk marah. Karena di tengah-tengah kekesalan saya, saya menyadari banyak hal. Bahwa di bawah gemerlap nyala kembang api yang menyelimuti ibu kota, ada seorang pria yang sedang meregang nyawa. Bahwa di sisi lain, di saat sebuah keluarga sedang menghabiskan makan malam dengan penuh canda, ada keluarga lain yang sedang menatap sebuah bangku kosong karena ini adalah malam tahun baru pertama yang mereka lewati tanpa orang yang mereka kasihi. Bahwa di saat sebagian dari kita menghitung detik-detik menuju tahun baru, ada seorang ibu yang sedang menghitung napas anaknya, berharap anaknya dapat hidup satu detik lagi, satu menit lagi, satu hari lagi. Bahwa di antara riuhnya bunyi terompet tahun baru, ada sedu sedan sebuah keluarga yang baru saja kehilangan seorang ayah. Bahwa tidak semua dari kita menyambut tahun yang baru dengan sukacita.


Selamat tahun baru, selamat mensyukuri hal dan orang-orang terkasih yang masih kita miliki hingga saat ini.

picturetakenfrom:pinterest.com

1 comment: