Friday, July 19, 2013

(un)perfect love


Kania menghembuskan napas berat. Belakangan hidupnya terasa sesak—pengap, apalagi ketika ia menyadari bahwa sumber masalahnya adalah keluarganya sendiri.

Awalnya terasa sepele, ia nggak pernah menyangka bahwa makin lama, luka di hatinya akan makin besar. Terlalu besar hingga ia kadang merasa kelelahan sendiri menanggungnya.

Iri. Tiga huruf yang membuat hatinya sering kali terasa ngilu saat berada di rumah. Saat melihat Ibu lebih memperhatikan Tiara—sang adik, dibanding dirinya. Ibu nggak pernah memujinya sebesar memuji Tiara, Ibu nggak pernah repot-repot memberinya kejutan ulang tahun seperti yang Ibu lakukan pada Tiara tahun lalu, Ibu tidak pernah membanggakan dirinya seheboh ia membanggakan Tiara di depan keluarga besar yang lain. Semuanya serba Tiara. Memangnya kenapa kalau Tiara anak bungsu? Memangnya kenapa kalau tubuh Tiara tidak sekuat dirinya? Memang kenapa kalau Tiara lebih pandai darinya?

Bukannya Ibu tidak sayang padanya. Segala kepenuhan Kania dicukupi, Ibu masih bertanya sudah makan apa belum jika ia pulang larut, Ibu masih membelikan baju untuknya jika melihat ada baju yang bagus, hanya saja Kania merasa tidak cukup. Perasaan itu kadang membuat Kania ketakutan, ia takut menjadi orang jahat.

Orang tuanya tidak pernah mendidiknya menjadi pribadi yang demanding, makanya Kania sendiri kaget ketika belakangan ia malah banyak menuntut ini dan itu. ‘Ibu kok gitu sih? Ibu harusnya lebih…, Ibu kurang…’ kalimat-kalimat itu selalu bermunculan di benaknya.


“Ibu sayang sih sama gue, tapi ya gitu—“ Kania terhenyak saat kalimat itu meluncur bebas dari mulutnya ketika ia bercerita pada sahabatnya. Sejak kapan sayang aja nggak cukup, Kania?

“Tapi kasih dari manusia kan memang terbatas,” Olla yang sejak tadi mendengarkan akhirnya berkomentar. “Mungkin elo merasa Ibu kurang sayang sama lo, but hey, you are surrounded by great friends. They are willing to listen to you, to love you. And you have Someone who is beyond your earthly parents, a God who understands.”

2 comments:

  1. hey stevanni, bener kan stevanni? Aku raka, salam kenal yaa... Aku suka tulisan tulisan kamu, dan kebetulan aku hobi buat film pendek, jadi setiap aku cari inspirasi beberapa kali aku mampir ke tumblr kamu, aku follow twitter kamu, aku harap kita bisa banyak tukar pikiran, thanks...

    ReplyDelete